Covid-19 Varian Delta Disebut-sebut Paling Berbahaya, Begini Gejala yang Akan Diderita Pasien Jika Terinfeksi Varian ini, Waspada!

Jumat, 16 Juli 2021 | 07:00
Pixabay.com

Penularan virus Corona melalui udara.

GridHype.ID - Angka kasus Covid-19 di Indonesia hingga kini masih melonjak tinggi.

Varian Delta belakangan disebut-sebut sebagai faktor melonjaknya angka kasus Covid-19 di Indonesia.

Varian Delta atau B.1.617.2 pertama kali dideteksi di India.

Baca Juga: Santer Beredar Isu Interaksi Obat Luar yang Bisa Perparah Pasien Covid-19, Guru Besar Farmasi UGM Berikan Penjelasan ini

Dilansir dari Tribunnews.com, Direktur Jenderal WHO mengatakan varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian.

Para ahli mengatakan, varian Delta Covid-19 menimbulkan ancaman karena lebih mudah menular daripada jenis varian lain dan memberikan gejala yang lebih serius.

Varian Delta juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Sempat Mengalami Gejala Covid-19 Sampai Mengira Waktu Kematiannya Sudah Dekat : Tulang-tulang Sendi Mau Putus

Dikutip dari cnbc.com, saat ini varian Delta menjadi varian penyakit dominan di seluruh dunia.

Dilansir dari GridHealth.ID, Penetapan varian delta sebagai varian virus corona penyebab penyakit Covid-19 berbahaya sudah dibuktikan dengan adanya kenaikan kasus positif di Inggris serta kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di India.

Pejabat kesehatan di Inggris dalam riset internalnya terkait varian Delta tleh menyatakan, varian ini 50% lebih mudah menular daripada varian Alpha.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi Covid-19, Warga DKI Jakarta Bakal Terima Bansos Tunai Sebesar Rp 600 RIbu, Bisa Dicek Secara Online

Studi lainnya dari Skotlandia, menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta dua kali lebih mungkin membutuhkan perawatan rumah sakit daripada pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Alpha.

Nah, hasil tersebut didapat setelah melakukan riset terhadap 19.543 kasus komunitas Covid-19 dan 377 rawat inap yang dilaporkan di Skotlandia pada 1 April hingga 6 Juni 2021.

Jadi, berdasarkan berbagai studi yang ada sejauh ini, dapat disimpulkan bahwa varian Delta lebih berbahaya daripada virus yang sebelumnya kita hadapi selama pandemi dan tak bisa dianggap sepele.

Baca Juga: Tak Hanya Bansos Berupa Uang Tunai, Pemerintah Siapkan Bantuan Obat Bagi Pasien Covid-19 Ketegori OTG dan Gejala Ringan yang Sedang Isolasi Mandiri Sebanyak 300 Ribu Paket

Penting juga diketahui, sebuah studi di Inggris menyatakan, jumlah anak-anak dan dewasa muda yang positif Covid-19 varian Delta lebih banyak daripada pra-lansia dan lansia berusia 50 tahun ke atas.

Meskipun begitu, belum bisa disimpulkan apakah varian ini lebih mudah menginfeksi anak-anak daripada orang dewasa atau tidak.

Lantas apa sebenarnya varian Delta dan apa saja gejalanya?

Baca Juga: Bikin Heboh, Dokter Lois Owien yang Tak Percaya Covid-19 Kini Ramal Nagita Slavina Bakal Jadi Janda, Kenapa?

Beberapa gejala varian delta

Dikutip Tribunnews.com dari Masih dari Healthline.com, gejala paling umum varian Delta adalah demam, pilek, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.

Setiap orang yang terinfeksi varian Delta memiliki gejala yang berbeda-beda.

Gejala yang biasa terjadi adalah demam.

Baca Juga: Mulai 12 Juli Vaksin Covid-19 Berbayar Dibuka, Simak Harga Vaksin Sinopharm yang Harus Dibayarkan untuk 2 Dosis

Varian Delta menyebabkan banyak orang sakit parah dalam waktu tiga atau empat hari.

Untuk orang yang lebih muda, gejala varian Delta terasa seperti pilek.

Namun berbeda dengan pilek, mereka yang memiliki varian Delta bisa menularkan virus ke orang lain terutama yang belum divaksinasi sepenuhnya.

Baca Juga: Kudu Rogoh Kocek 3 Digit Demi Uang Belanja Aurel Hermansyah, Atta Halilintar Ngaku Kesulitan Ekonomi dan Tetap Bisa Membantu Orang-orang di Tengah Pandemi

Semua orang tetap harus waspada terhadap gejala lain dari virus Corona yaitu demam, batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan atau kehilangan indera perasa atau penciuman.

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Tribunnews.com, GridHealth.ID

Baca Lainnya