Vaksin AstraZeneca Diklaim Efektif hingga 94 Persen Cegah Resiko Rawat Inap Varian Delta

Kamis, 24 Juni 2021 | 17:15
Istimewa

Vaksin AstraZeneca

GridHype.ID - Baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan jika vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca mampu menekan risiko rawat inap varian Delta.

Hal ini disampaikan perusahaan AstraZeneca pada Selasa (22/6/2021).

Melansir dari Kompas.com, vaksin AstraZeneca diklaim lebih efektif melawan varian Delta dalam dosis penuh, dua kali suntik vaksin.

Baca Juga: Kebut Program Vaksin, Kemenkes Jelaskan Cara Ikuti Vaksinasi Covid-19 untuk Masyarakat Umum, Catat Tanggalnya!

Dilansir dari Nature, Selasa (22/6/2021), dalam studi Public Health England (PHE) yang terbit pada 22 Mei 2021 menunjukkan, dosis tunggal vaksin AstraZeneca atau Pfizer mengurangi risiko seseorang mengembangkan gejala Covid-19 yang disebabkan oleh varian Delta sebesar 33 persen.

Sementara efikasi untuk varian Alpha (dengan satu dosis) sebesar 50 persen.

Dosis kedua vaksin AstraZeneca meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta hingga 60 persen, sementara perlindungan pada varian Alpha mencapai 66 persen.

Dua dosis suntikan Pfizer mengurangi risiko seseorang mengembangkan gejala terinfeksi varian Delta hingga 88 persen, sementara pada varian Alpha efikasinya mencapai 93 persen.

Bukti awal dari Inggris dan Skotlandia menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta dua kali lebih mungkin berakhir di rumah sakit, dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi varian Alpha.

“Data yang keluar dari Inggris sangat bagus, sehingga kami memiliki pemahaman tentang bagaimana varian Delta berperilaku,” kata Mads Albertsen, ahli bioinformatika di Universitas Aalborg di Denmark.

Baca Juga: Khawatir dengan Vaksinasi Covid-19? Lakukan 5 Hal Ampuh Ini untuk Cegah Efek Sampingnya

Dilansir dari Reuters, Rabu (23/6/2021), tim ilmuwan dari Universitas Oxford kemudian menyelidiki kemampuan antibodi monoklonal dalam darah orang yang sembuh dari Covid-19 dan mereka yang sudah divaksinasi AstraZeneca.

Studi Kesehatan Masyarakat Inggris itu menemukan bahwa orang yang telah mendapatkan satu dosis vaksin AstraZeneca memiliki kemungkinan 75 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.

Dan mereka yang mendapat vaksin dua dosis memiliki kemungkinan 94 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit.

Pada hari Jumat (18/6/2021), Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa saat ini varian Delta menjadi versi Covid-19 yang dominan secara global.

Menurut perhitungan epidemiologis, varian Delta jauh lebih menular dibanding varian Alpha dan varian original yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan pada Desember 2019.

Varian original Covid-19, memiliki angka reproduksi (R) 3.

Baca Juga: Jadi Negara Produsen Vaksin Terbesar di Dunia, India Malah Kehabisan Vaksin Covid-19 Akibat Lonjakan Gelombang Kedua yang Makin Parah

Artinya, satu orang yang terinfeksi Covid-19 varian original dapat menularkan virus ke 3-4 orang lainnya.

Sementara angka reproduksi (R) varian Alpha, 70 persen lebih menular dibanding varian original.

Satu orang yang terinfeksi Covid-19 dengan varian Alpha dapat menginfeksi 5-6 orang lainnya.

Sementara untuk varian Delta yang saat ini banyak kasus ditemukan di Kudus, Jawa Tengah dan beberapa daerah di Indonesia, lebih parah dibanding varian Alpha.

Varian Delta memiliki kemampuan menularkan virus 40 persen lebih tinggi dibanding varian Alpha.

Menurut perhitungan epidemiologis, angka R untuk varian Delta adalah 6,5. Artinya satu orang bisa menularkan virus ke 6-7 orang lain dan seterusnya.

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber Kompas