Dituding Lalai Saat Jalani Tugas hingga Legenda Sepak Bola Dunia Meninggal Dunia, Ini Kesaksian Perawat yang Menangani Maradona

Selasa, 15 Juni 2021 | 21:48
Infojus

Mendiang Diego Maradona Selalu Pakai 2 Jam Tangan

GridHype - Kematian dari Diego Maradona tentu mengejutkan banyak orang.

Dari kematiannya yang mendadak itu muncul sosok seorang perawat yang diduga lalai melakukan tugasnya hingga membuat sang legenda meninggal dunia.

Pada (14/6/2021) perawat yang dituduh lalai dalam kematian Diego Maradona mengatakan ke jaksa Argentina, dia hanya mengikuti perintah untuk tidak mengganggu tidur sang legenda.

Baca Juga: Ketiga Putrinya Curiga Ata Kematian Sang Ayah, Polisi Menggrebek Rumah Dokter Pribadi Diego Maradona Atas Dugaan Pembunuhan Tak Disengaja

Perawat bernama Ricardo Almiron (37) itu bertugas jaga malam, dan merupakan salah satu orang terakhir yang melihat Diego Maradona hidup.

Dia diduga berbohong, karena mengklaim Maradona sedang tidur dan bernapas normal beberapa jam sebelum dia meninggal.

Namun hasil otopsi mengungkap juara Piala Dunia 1986 tersebut sekarat saat tidur.

Almiron adalah satu dari tujuh orang yang diselidiki atas pembunuhan Maradona, setelah dewan ahli menemukan eks pesepak bola itu mendapat perawatan yang tidak memadai serta ditelantarkan dalam periode panjang dan menyiksa.

Diego Maradona meninggal karena serangan jantung November 2020 pada usia 60 tahun, beberapa minggu setelah menjalani operasi otak karena pembekuan darah.

Kantor berita AFP melaporkan, Almiron tiba tepat setelah tengah hari (15.00 GMT) dengan pengacaranya, Franco Chiarelli, di kantor kejaksaan San Isidro pinggiran ibu kota Buenos Aires.

Baca Juga: Minta Kalimat Ini Ditulis di Batu Nisannya, Pengakuan Diego Armando Maradona 15 Tahun Lalu Kembali Disorot

Berbicara kepada wartawan setelah wawancara, Chiarelli mengatakan bahwa Almiron selalu memperlakukan Maradona sebagai pasien dengan kondisi kejiwaan yang kompleks, tetapi tidak pernah diberitahu tentang masalah yang berkaitan dengan penyakit jantung.

"Dia diberitahu atasannya untuk tidak mengganggu pasien.

Klien saya memiliki kewajiban untuk melakukan tugasnya tanpa pasien merasa diganggu, yang merupakan sesuatu yang harus dia tangani selama dia berada di sana," tambah Chiarelli.

Investigasi dibuka menyusul pengaduan yang diajukan oleh dua dari lima anak Maradona terhadap ahli bedah saraf Leopoldo Luque, yang mereka salahkan atas memburuknya kondisi ayah mereka setelah operasi.

Tim panel yang terdiri dari 20 ahli medis bentukan jaksa penuntut umum Argentina bulan lalu mengatakan, perawatan Maradona penuh dengan kekurangan dan ketidakberesan, kemudian tim medis membiarkan nasibnya ditentukan oleh takdir.

Baca Juga: Diego Maradona Tutup Usia, Legenda Argentina Pernah Jebol Gawang Indonesia di Piala Dunia U-20 1979

Panel menyimpulkan, Maradona aakan memiliki peluang bertahan hidup yang lebih baik jika mendapat perawatan memadai di fasilitas medis yang sesuai.

Sebaliknya, Diego Maradona meninggal di tempat tidur rumah sewaan kawasan elite Buenos Aires, dengan perawatan di rumah.

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : kompas

Baca Lainnya