GridHype.ID - Dalam dunia kesehatan kanker payudara masih menjadi penyebab kematian banyak pasien kanker.
Tak hanya itu dari sekian banyak jenis kanker, kanker payudara menjadi salah satu yang paling banyak ditemui.
Melansir dari studi Globocan 2018, kanker payudara menempati peringkat kanker tertinggi di Indonesia dengan 58.256 kasus baru pada tahun 2018.
Kanker payudara adalah kanker invasif yang paling umum terjadi pada wanita secara global dengan lebih dari 2 juta wanita terkena setiap tahunnya.
Namun perlu diingat, kanker payudara tidak hanya menyerang wanita tapi juga pria.
Berdasarkan data, risiko kanker payudara seumur hidup pada pria adalah 1 berbanding 833 (1:833).
Kanker payudara juga disebutkan menempati posisi kedua penyebab kematian pada manusia, setelah kanker paru-paru.
Menurut para ahli kesehatan, diperkirakan terjadi peningkatan sekitar 43 persen dalam kematian terkait kanker payudara secara global dari tahun 2015 hingga tahun 2030 nanti.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hemtologi Onkologi Medik RS Kanker Dharmais, Dr Ronald Alexander Hukom SpPD KHOM MHSC FINASIM menjelaskan, sebenarnya kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang sangat bisa dicegah dan dideteksi dini oleh pasien.
"Kanker payudara ini bisa dicegah, dengan mengetahui faktor risiko yang dimiliki dan juga dideteksi sendiri dengan sadari (pemeriksaan payudara sendiri)," kata Ronald dalam diskusi daring bertajuk Memahami Lebih Dalam Subtipe Kanker Payudara Metastasi Tertinggi di Dunia: HR-positif, HER2-negatif, Senin (31/9/2020).
Faktor risiko kanker payudara
Berikut beberapa faktor risiko yang berpotensi menjadi penyebab kanker payudara, di antaranya sebagai berikut:
Baca Juga: Jarang Sekali Disadari, Waspada 5 Penyebab Kanker Payudara
1. Faktor hormonal
Ronald berkata, faktor hormonal memiliki pengaruh yang kuat terhadap potensi risiko terkena kanker payudara.
"Kita tahu ada wanita yang memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi daripada umum, karena faktor hormonal wanitanya lebih banyak," kata dia.
Pengaruh risiko kanker payudara dari faktor hormonal ini bisa terindikasi oleh berbagai persoalan seperti berikut:
- Haid pertama di usia sangat muda (usia normal haid pertama terjadi rentan usia 10-17 tahun)
- Menopause di usia sampai 50 tahun, hal ini menandakan masa reproduksinya terjadi panjang sekali
- Wanita tidak memiliki keturunan, karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon progesteron dalam tubuh
- Wanita tidak menyusui meskipun ia melahirkan, juga meningkatkan risiko kanker payudara
- Wanita memiliki riwayat keturunan penyakit kanker
Ronald menegaskan, faktor-faktor hormonal itu adalah salah satu yang meningkatkan potensi terkena kanker payudara.
"Tapi faktor hormonal itu tidak satu-satunya penyebab kanker payudara terjadi," tegasnya.
Dalam keadaan hormonal seoranng wanita seimbang pun juga bisa mendapatkan kanker payudara jika ada faktor eksternal yang menjadi pemicunya.
Di antaranya sebagai berikut:
- Obesitas atau kegemukan
- Penggunaan obat-obatan hormonal secara berlebihan (pil KB salah satunya)
- Paparan radiasi
- Paparan karsinogen Alkohol Gaya hidup tidak sehat
- Malas bergerak
- Merokok Pola makan tidak sehat Penggunaan terapi hormon
- Perubahan jam tidur malam
- Pemakain cat rambut permanen
- Memiliki payudara yang padat Ukuran payudara yang besar
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
Ronald berkata, program sadari ini merupakan upaya deteksi dini terhadap terjadinya kanker payudara.
Sadari ini dilakukan dengan menggunakan tangan dan penglihatan untuk memeriksa apakah ada perubahan fisik pada payudara Anda.
Biasanya adanya benjolan di sekitar payudara.
Baca Juga: Segera Hentikan Kebiasaan Buruk Ini! Sering Begadang Picu Risiko Kanker Payudara
Benjolan ini seringkali diabaikan karena tidak terasa sakit.
Namun, jika ukurannya sudah semakin membesar, benjolan ini akan menimbulkan sakit atau bahkan luka.
"Kalau sudah begitu biasanya sudah terkena (kanker payudara) di tingkat stadium yang lebih lanjut," ujarnya.
Oleh sebab itu, Ronald mengingatkan agar jika Anda menemukan benjolan yang mencurigakan di sekitar payudara Anda meskipun tidak sakit, segeralah periksakan diri Anda ke dokter untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
(*)