Diam-diam Jika Menjabat Jadi Presiden Uni Eropa, Presiden Prancis Siap Singkirkan Bahasa Inggris

Kamis, 10 Juni 2021 | 17:45
Warta Kota

Presiden Perancis Emmanuel Macron

GridHype.ID - Baru-baru ini dilaporkan jika Presiden Perancis berniat untuk untuk menghapus bahasa Inggris.

Ya, pemimpin Negara Perancis itu berniat menggantinya dengan bahasa negaranya.

Rencananya hal itu akan direalisasikan saat ia mendapat giliran menjabat sebagai Presiden Uni Eropa.

Baca Juga: Ikut Kebakaran Jenggot Gegara Pernyataan Presiden Perancis yang Dinilai Hina Islam, Arie Untung Nekat Buang Tas-tas Branded asal Perancis Bernilai Ratusan Juta

Saat ini, Inggris merupakan "bahasa resmi" yang dipakai dalam pertemuan tingkat tinggi di antara perwakilan 27 negara anggota.

Namun, Emmanuel Macron berniat menggantikannya dengan bahasa Perancis jika mendapat kursi kepresidenan pada 2022.

Dilansir Daily Mail Selasa (8/6/2021), jabatan Presiden Uni Eropa bersifat rotasi dan berlaku selama enam bulan.

Diwartakan The Express, Macron tidak saja berencana memindahkan agenda pertemuan dari Brussels ke Perancis.

Selain itu, terdapat laporan dia tidak akan menjawab surat dari Komisi Eropa jika mereka menuliskannya dalam bahasa Inggris.

Sumber mengungkapkan, dokumen resmi maupun menit pertemuan harus dikomunikasikan memakai bahasa Perancis.

Baca Juga: Cara Panjat Pohon Kelapanya yang Lihai dan Unik, Wanita Asal Perancis Ini Dibuat Klepek-klepek Oleh Pemuda Lombok Sampai Ikrarkan Janji Suci

Kepada Politico, sumber korps diplomatik "Negeri Anggur" berujar, mereka masih mengakui Inggris sebagai bahasa kerja dan banyak dipraktikan.

Meski begitu, mereka mengeklaim bahwa bahasa Perancis tetap digunakan untuk mengekspresikan sesuatu di lingkungan kerja UE.

"Karena itu, kami harus melestarikannya dan memberikannya tempat. Lebih dari itu adalah semangat multilingual," kata dia.

Perancis merupakan satu dari tiga bahasa kerja yang diterapkan di UE, selain Inggris dan Jerman.

Paris disebut berencana menyisihkan uang supaya para diplomat belajar bahasa mereka, dengan debat khusus bahasa Perancis juga digelar.

Langkah tersebut tak pelak menuai kritikan dari internal UE, yang mengaku khawatir bakal mengganggu agenda yang biasanya disampaikan dalam Inggris.

Baca Juga: Hotman Paris Lakukan Hal yang Mengundang Gelak Tawa Netizen Akibat Aksi Boikot Produk Perancis

Selain itu, rencana Emmanuel Macron dikhawatirkan bisa makin memperkeruh relasi antara Perancis dan Inggris.

"Banyak dari kami yang tidak paham atau bicara Perancis.

Sebaiknya mereka mengikuti langkah pragmatis saja," papar sumber itu. Kabar itu terjadi setelah Presiden Perancis sejak 2017 tersebut ditampar dalam kunjungan ke Region Drome.

Si penyerang sempat menggenggam lengan Macron, dan menampar muka sebelah kiri sebelum dibekuk otoritas keamanan.

Adapun Perancis akan menjadi Presien Uni Eropa untuk periode Januari sampai Juni 2022, pertama sejak 2008.

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber daily mail, Kompas