Vaksinasi Sasar Daerah Berstatus Zona Merah dan Kelompok Rentan, Lantas Bagaimana dengan Vaksin Untuk Penyintas Covid-19?

Senin, 29 Maret 2021 | 16:45
Pixabay.com

Lengkapi vaksin Covid-19 dengan penggunaan vaksin influenza.

GridHype.ID - Pemerintah kini menggencarkan program vaksin Covid-19 Nasional.

Kini sudah memasuki vaksinasi tahap kedua yang menyasar pekerja publik dan lansia.

Sementara itu, untuk jadwal vaksinasi Covid-19 tahap ketiga akan dimulai pada April 2021.

Baca Juga: 16 Juta Dosis Vaksin Sinovac Datang ke Tanah Air, Pakar Jelaskan Alasan Antibodi Bisa Turun Usai Vaksinasi Covid-19

Dilansir dari Kompas.com, hal ini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

Pada tahap ini, vaksinasi akan menyasar masyarakat yang rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, kelompok rentan yang dimaksud adalah masyarakat yang paling rawan tertular Covid-19.

Baca Juga: Penawar Covid-19 Terus Dikembangkan, Universitas Oxford Inggris Lakukan Penelitian Vaksin AstraZeneca Versi Inhlaler

"Yakni masyarakat yang paling rentan terhadap penularan Covid-19. Jadi adalah masyarakat yang tinggal di daerah zona merah," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Adapun yang dimaksud daerah berstatus zona merah adalah daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi.

Nadia mengatakan, pemerintah akan melihat kembali daerah mana saja yang terdapat kelompok rentan tersebut.

Baca Juga: Wagub NTB Dinyatakan Positif Covid-19 Padahal Sudah 2 Kali Suntik Vaksin, Kemenkes Beri Penjelasan Penawar Virus Corona Tak Bikin Kebal tapi Butuh Proses

Namun, dia enggan memastikan apakah data yang akan dijadikan rujukan adalah data perkembangan zonasi terbaru atau data daerah dengan rata-rata risiko penularan Covid-19 yang tinggi.

"Kita lihat nanti datanya ya," ucap Nadia.

Sementara itu, saat ini pelaksanaan program vaksinasi nasional telah berjalan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dan tahap kedua.

Baca Juga: Sudah Divaksin Tapi Masih Bisa Positif Covid-19, Kemenkes Singgung Waktu yang Dibutuhkan Antibodi Usai Penyuntikan Vaksin Dosis Kedua

Kedua tahap ini berjalan sejak Januari hingga April 2021.

Pada dua tahapan ini, vaksinasi menyasar tenaga kesehatan, pedagang pasar, pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik), tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan Aparatur Sipil Negara (ASN), aparat keamanan (TNI-Polri), pekerja pariwisata (petugas hotel dan petugas restoran), pelayanan publik (Damkar, BPBD, BUMN, BPJS, Kepala/perangkat Desa), pekerja transportasi publik, atlet, dan wartawan.

Sementara itu, publik butuh penjelasan terkait vaksinasi Covid-19 untuk para pasien yang sudah sembuh.

Baca Juga: Pemerintah Imbau Masyarakat Tidak Unggah Sertifikat di Sosmed, 3 Hal Ini Jadi Alasan Tak Semua Orang Layak Terima Vaksinasi Covid-19

Dilansir dari GridHealth.ID, Terlepas dari infeksi sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengatakan bahwa orang harus berencana untuk mendapatkan vaksinasi saat tiba giliran mereka.

"Ini pertanyaan yang sangat mudah," kata spesialis penyakit menular Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore, Amerika Serikat, Dr. Amesh Adalja, kepada The Associated Press (AP) pada Minggu (28/03/2021).

“Ya, jika Anda seorang penyintas (Covid-19), alias pasien yang pulih, Anda perlu divaksinasi.”

Baca Juga: Usai MUI Keluarkan Fatwa Boleh Gunakan Vaksin yang Mengandung Tripsin Babi, AstraZeneca Justru Bantah Penawar Covid-19 Produksinya Gunakan Bahan dari Binatang Haram

Profesor Mustafa Gerek dari Universitas Ilmu Kesehatan di Ankara Turki juga mengatakan hal yang sama.

"Setelah infeksi kemungkinan Anda memiliki cukup antibodi pada tahap mana Anda mungkin tidak memerlukan vaksinasi. Tetapi tidak jelas berapa lama kekebalan bertahan. Maka paling aman adalah menunggu giliran untuk disuntik vaksin (Covid-19)," katanya kepada Demirören News Agency (DHA) pada 28/03/2021.

Setelah seseorang sembuh, sistem kekebalannya harus mencegahnya agar tidak segera sakit lagi. “Sistem kekebalan Anda mampu mengidentifikasi virus, dan melindungi dirinya sendiri,” kata Dr. Saskia Popescu, pakar penyakit menular di Universitas George Mason di Virginia, Amerika Serikat.

Baca Juga: Bermasalah di Beberapa Negara Eropa Lantaran Kasus Penggumpalan Darah, Vaksin AstraZeneca Dinyatakan Halal oleh Fatwa MUI Meski Mengandung Babi

Para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti berapa lama kekebalan ini bertahan atau seberapa kuatnya, meskipun penelitian terbaru menunjukkan bahwa perlindungan tersebut dapat bertahan selama beberapa bulan.

Tidak mungkin mengetahui berapa lama seseorang mungkin kebal, kata Dr. Prathit Kulkarni, pakar penyakit menular di Baylor College of Medicine di Texas, Amerika Serikat. " Tidak ada cara untuk menghitungnya."

Vaksin, sebaliknya, dirancang untuk menghasilkan respons imun yang lebih konsisten dan optimal. Vaksin juga bisa meningkatkan kekebalan yang sudah ada sebelumnya yang mungkin dimiliki seseorang dari infeksi, kata para ahli.

Baca Juga: Hindari Jenis Obat-obatan Penghilang Rasa Sakit, Jangan Lakukan 4 Hal Ini Usai Vaksinasi Covid-19 Agar Tak Menyesal

Beberapa negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Turki, mempunyai platform yang mencantumkan pekerja perawatan kesehatan yang sebelumnya memiliki infeksi memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin satu bulan setelah mereka menderita virus corona.

Sebab mereka dianggap sebagai kelompok berisiko tertinggi.

Kelompok risiko lain dapat, dan didorong untuk, divaksinasi enam bulan setelah infeksi.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Disebut Akan Kadaluwarsa Maret ini, Jubir Satgas Covid-19 Buka Suara Hingga Kemenkes Tegaskan Tak Ditemukan Efek Samping Berat Usai Vaksinasi

“Karena kita berada dalam pandemi ini, dan tidak dapat menanganinya, pendekatan yang lebih aman adalah dengan memvaksinasi,” kata Kulkarni.

"Anda tidak akan kehilangan apa pun dan malah akan mendapatkan keuntungan."

Jika telah terinfeksi dalam tiga bulan terakhir, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan vaksinasi dapat ditunda jika kita ingin memberi prioritas dulu pada orang lain yang tanpa perlindungan disuntik dulu selagi persediaan vaksin Covid-19 terbatas.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, GridHealth.ID

Baca Lainnya