Untuk Kali Pertama, China Berhasil Nyalakan 'Matahari Buatan', Suhu yang Dihasilkan 10 Kali Lebih Panas daripada Inti Matahari

Senin, 07 Desember 2020 | 20:45
Institute of Plasma Physics Chinese Academy of Sciences

Reaktor fusi nuklir buatan China yang disebut Matahari Buatan

GridHype.ID - Dilansir dari AFP, untuk kali pertama China berhasil menyalakan 'matahari buatan'nya.

'Matahari buatan' yang dimaksud adalah reaktor fusi nuklir.

Kabar itu bahkan diberitakan langsung oleh media pemerintah pada Jumat (4/12/2020).

Baca Juga: 1,2 Juta Vaksin Covid-19 Siap Suntik Tiba di Indonesia, Begini Penampakan Vaksin yang Begitu Dinantikan Itu

Capaian ini tentu menjadi penanda akan kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaga nuklir di negeri tersebut.

Reaktor yang diberi nama HL-2M Tokamak itu merupakan perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China.

Perangkat tersebut diharapkan akan mampu menciptakan sumber energi bersih yang kuat.

Para ilmuwan membuat reaktor itu dengan menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas, dimana panasnya bisa mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celcius.

Suhu tersebut menunjukkan jika reaktor tersebut bisa menghasilkan suhu 10 kali lipat inti matahari yang suhunya sekitar 15 derajat celcius.

Lantaran tenaga dan panas yang bisa dihasilkan sangat besar, reaktor itu disebut sebagai matahari buatan.

Baca Juga: 6 Orang Simpatisan FPI Tewas Ditembak Polisi Lantaran Serang Polisi dengan Senjata Tajam Saat Bertugas

"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan," tulis surat kabar People's Daily.

Tercatat sejak 2006, ilmuwan China telah mengembangkan versi lebih kecil dari reaktor fusi nuklir.

Para ilmuwan akan bekerja sama menggabungkan perangkat tersebut dengan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).

ITER sendiri adalah proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Perancis, yang dicanangkan akan selesai 2025.

Fusi Nuklir yang diteliti oleh ITER, menggabungkan inti atom guna menciptakan anergi dalam jumlah besar.

Cara tersebut berkebalikan dari proses fisi nuklir yang biasanya digunakan dalam senjata atom dan pembangkit tenaga nuklir.

Baca Juga: Tahun ini Tak Ada Kenaikan, Menteri PANRB Buka Suara Soal Kenaikan Gaji PNS Tahun 2021

Berbeda dengan fisi, fusi tak menimbulkan gas rumah kaca dan mengurangi resiko kecelakaan atau pencurian bahan atom.

Meski cenderung lebih bersih dan aman, fusi tergolong sulit dilakukan dan sangat mahal.

ITER bahkan diperkirakan telah menghabiskan anggaran hingga 22,5 miliar dollar AS (Rp318 triliun)

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber kompas