Kisah Suster Irena Sendler, Sembunyikan Ribuan Anak Hidup dalam Peti Mati dan Kantung Sampah, Tujuannya Mulia

Minggu, 29 November 2020 | 09:15
Notizie.it

Irena Sendler

Gridhype.id -Irena Sendler kecil harus kehilangan ayahnya yang meninggal dunia akibat penyakit tifus saat usianya masih 7 tahun.

Gadis asal Polandia yang lahir pada 15 Februari 1910 ini sudah mendapatkan pelajaran berharga dari sang ayah semasa hidupnya.

Irena kecil selalu diajarkan unutk saling membantu dan menolong orang yang membutuhkan.

Tak heran, begitu tumbuh dewasa, Irena Sendler mengikuti jejak sang ayah berkarir didunia medis yang merupakan seorang dokter dan ia pun tumbuh menjadi seorang perawat.

Baca Juga: Libatkan FBI dalam Penyelidikan, Kasus Penipuan yang Dijuluki Ratu Penipu Hollywood ini Pelakunya Diduga Adalah Orang Indonesia

Ia pun kemudian dipekerjakan sebagai pekerja sosial di Departemen Kesejahteraan Sosial, di mana dia membantu mendistribusikan makanan dan pakaian kepada keluarga yang membutuhkan.

Selama Perang Dunia Kedua, Nazi menciptakan Ghetto Warsawa untuk memerangi keluarga Yahudi.

Pada saat itu, orang-orang Yahudi yang tinggal di banyak bagian Eropa sedang dianiaya.

Irena membantu beberapa keluarga Yahudi, sama seperti dia membantu orang lain.

Kehidupan di ghetto ditandai dengan kepadatan, kelaparan, ketidakstabilan, dan penyakit.

Irena, yang khawatir dengan kondisi kehidupan yang mengerikan, memutuskan untuk terlibat.

Baca Juga: Nekat Mendaki Gunung Merapi yang Berstatus Level 3, Pendaki ini Tunjukkan Video Kondisi Kawah Puncak Merapi

Dia bergabung dengan Zegota, organisasi perlawanan bawah tanah di Polandia yang bekerja untuk menyelamatkan orang Yahudi.

Bersama dengan rekan-rekannya, Irena mulai secara rahasia membantu anak-anak Yahudi melarikan diri dari ghetto.

Irena mengunjungi banyak rumah dan keluarga Yahudi, tetapi banyak ibu yang menolak menyerahkan anak-anak mereka kepada orang asing, bahkan jika orang asing itu bermaksud baik dan memiliki rencana untuk membebaskan anak-anak mereka.

Karena pengawasan Nazi terhadap ghetto sangat luas, Irena terpaksa mencari cara-cara kreatif untuk menyembunyikan anak-anak dan menyelundupkannya.

Salah satucaranyaadalah berpura-pura bahwa anak-anak sakit parah dan membawa mereka ke rumah sakit di luar ghetto.

Baca Juga: Rizieq Shihab Lakukan Tes Swab Secara Diam-Diam dengan Petugas dari Luar RS, Bima Arya Beri Teguran Keras ke Pihak RS Ummi Bogor

Tetapi ketika pengawasan meningkat, Irena harus menyembunyikan anak-anak dalam koper, kantong sampah, dan bahkan peti mati.

Lebih dari 2.500 anak-anak diselamatkan dengan cara ini.

Irena menyimpan catatan semua anak-anak yang dibawanya ke tempat aman, dan daftar itu disembunyikan di dalam kaleng di kebun tetangga.

Rencana Irena berjalan sempurna sampai suatu hari Nazi menemukan apa yang dia lakukan dan menangkapnya.

Irena dikirim ke penjara, di mana dia disiksa oleh Gestapo dan kedua lengannya patah.

Baca Juga: Jangan Langsung Salah Sangka, ini Arti Mimpi Selingkuh Menurut Psikolog

Tetapi meskipun ada rasa sakit dan siksaan, dia menolak untuk memberikan informasi apa pun tentang anak-anak atau keluarga mereka.

Akhirnya, Nazi menjatuhkan hukuman mati padanya.

Tapi takdir punya rencana lain untuk Irena.

Beberapa pembantu Irena berhasil menyuap seorang tentara di penjara sehingga dia bisa melarikan diri.

Sejak hari itu sampai kematiannya bertahun-tahun kemudian Irena hidup di bawah identitas palsu.

Namun dia tidak pernah berhenti membantu orang lain meski mengubah identitasnya. (*)

Artikel ini pernah ditayangkan di Nova dengan judulPerempuan Ini Sembunyikan Ribuan Anak dalam Peti Mati, untuk Apa?

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Nova