Diduga Kleptomania, Bocah 8 Tahun ini Gemar Mencuri Demi Narkoba, Rupanya Sudah Dicekoki Obat Terlarang Oleh Sang Ayah Sejak Bayi

Senin, 23 November 2020 | 15:15
Kolase gambar Kompas.com/Ahmad Dzulviqor

Bocah 8 tahun yang hobi mencuri ternyata sudah dicekoki narkoba sejak bayi.

Gridhype.id-Seorang bocah yang masih berusia 8 tahun di Nunukan telah tercatat melakukan pencurian sebanyak 23 kali.

Anak yang diketahui berinisial B tersebut diduga sebagai kleptomania.

Kleptomania adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan impuls yang mendorong orang tersebut untuk mencuri atau mengambil benda yang bukan miliknya.

Baca Juga: Kesal Ayamnya Tak Pernah Bertelur Sekalipun Selama Lima Tahun, Saat Disembelih Wanita ini Justru Temukan Benda Senilai Rp4 Miliar di Dalamnya

Penyebab dari kleptomania sendiri pun hingga saat ini masih belum diketahui, namun faktor terbesar yang membuat seseorang mengidap kleptomania bisa berasal dari riwayat keluarganya yang juga mengalami gangguan yang sama.

Hasil curian bocah berusia 8 tahun ini pun tak main-main, jika dirupihkan jumlahnya mencapai jutaan rupiah.

Saking nakalnya anak itu, balai rehabilitasi pun menyerah dalam menanganinya. Rupanya, ada kisah memilukan di balik sikap B yang disebut nakal di luar nalar.

Baca Juga: Resmi Jadi Suami Istri, Adik Ipar Sule Justru Jadi Sorotan, Parasnya Nggak Kalah Ganteng dari Rizky Febian

Kompas.com/Ahmad Dzulviqor

B (8) anak kleptomania saat didampingi petugae Dinsos Nunukan untuk dikirim ke Bambu Apus Jakarta pada Desember 2019 (Dinsos)

Dikembalikan oleh rehabilitasi

Karena masih berusia 8 tahun, B mendapatkan perlakuan berbeda oleh pihak berwajib.Pemerintah Kabupaten Nunukan berusaha merehabilitasi B agar sikapnya bisa berubah menjadi lebih baik.

Akhir Desember 2019, Pemkab Nunukan melalui Dinsos mengirimnya ke Balai Rehabilitasi Sosial di Bambu Apus Jakarta.

Akan tetapi, rehabilitasi baru 6 bulan berjalan, pihak balai memulangkannya karena kenakalan B yang dianggap sudah di luar nalar.

Padahal, biasanya 6 bulan adalah waktu yang cukup untuk menangani seseorang.

Sekretaris Dinas Sosial Yaksi Belaning Pratiwi mengatakan, B selama direhabilitasi memang tidak menunjukkan tanda-tanda membaik.

Bahkan di balai rehabilitasi, B malah sempat mencuri sepeda.

"Di Bambu Apus dia malah mencuri sepeda orang, uang pembinanya dia curi dan dia belikan rokok, lalu dibagi-bagi ke teman-teman di sana dan banyak kenakalan lain. Anak-anak nakal yang tadinya sudah mau sembuh di sana kembali berulah dengan adanya B, itulah kemudian dipulangkan," ujar Yaksi, Kamis (19/11/2020).

Baca Juga: Masih Hitungan Hari, Suami Jenita Janet Diterpa Isu Tak Sedap, Disebut Tinggalkan Anak dan Istri Demi Nikahi Sang Biduan

Konsumsi narkoba sejak bayi

Entah apa yang membuat B bisa nakal seperti itu. Namun, kondisi keluarga kemungkinan menjadi faktor penyebabnya.

Fakta mengejutkan diungkap Yaksi. Berdasarkan data Pekerja Sosial (Peksos), ayah B ternyata sering mencampurkan sabu ke susu B sejak berusia 2 bulan.

"Alasannya supaya tidak rewel. Itu membuat pola pikir anak terganggu," ujarnya.

Kemungkinan hal itulah yang membuat B tidak memiliki rasa sakit dan tidak memiliki rasa takut.

Ayahnya kini masih ditahan di penjara karena terjerat kasus narkoba.

Sedangkan ibunya tidak bisa menjaga anaknya karena fokus bekerja sebagai buruh ikat rumput laut.

Baca Juga: Tata Janeta Umumkan Kehamilannya Setelah 8 Tahun Menanti Kehadiran Sang Buah Hati

Mencuri buat narkoba

kompas.com
kompas.com

Ilustrasi narkoba.

B sendiri sudah berkali-kali mencuri. Hasilnya antara lain digunakan untuk membeli narkoba, seperti tembakau gorila atau sintek.

Namun, yang paling sering, hasil curiannya dibagikan kepada teman-temannya.

Polsek Nunukan Kota mencatat ada 23 kasus pencurian yang diduga melibatkan B.

Hasil curiannya tak sampai Rp 10 juta. Salah satu aksinya, dia mencuri uang Rp 3 juta di dalam celengan.

Biasanya, dia mencuri di toko ketika penjaganya sedang lengah.

Ketika tertangkap, uniknya, B selalu mengakui tindakannya secara jujur.

"Dia enggak pernah bohong, semua dia jawab jujur, cuma memang dia kleptomania dan tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Ini menjadi kebingungan kami, di satu sisi tidak mungkin kita masukkan ke tahanan, di sisi lain kalau kita biarkan bebas, masyarakat resah, kita bingung harus bagaimana?" kata Kapolsek Nunukan Iptu Randya Shaktika.

Baca Juga: Jadi Pengisi Suara di Film Mulan Live Action, Yuki Kato Hingga Luna Maya Ungkap Hal yang Paling Mendebarkan ini

Ditangani pakai nurani

Melihat fenomena tersebut, Kapolsek menilai bocah tersebut tidak bisa ditangani dengan cara biasa.

"Kita pakai nurani ya, apa yang bisa kita lakukan terhadap anak berusia 8 tahun? Ini fenomena yang butuh solusi bersama, ini bisa dikatakan simalakama karena tidak mungkin kita menahan anak 8 tahun, tapi kalau kita lepaskan dia, paling lama dua hari kemudian ada lagi laporan pencurian masuk dan dia pelakunya," ujar dia.

Namun, dia khawatir jika tetap menempatkannya bersama anak-anak lain justru akan menularkan sifat jelek.

"Anak usia segitu tentunya butuh main, tapi celakanya kita takutkan bisa menularkan kebiasaaan buruknya ke anak-anak sebayanya. Kita khawatir akan muncul B lain lagi nanti karena dia membawa dampak buruk kepada anak lain. Sekelas Bambu Apus saja sudah menyerah, gimana kita?" katanya.

Polisi pun bekerja dengan lintas institusi agar B berkembang menjadi manusia yang normal.

Rencananya, B akan dikirim balai rehabilitasi narkoba pada awal tahun depan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenakalan di Luar Nalar, Bocah Kleptomania sampai Bikin Balai Rehabilitasi Menyerah, Ternyata Konsumsi Susu Dicampur Narkoba sejak Bayi"

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya