GridHype.ID - Tak main-main dari hasil dagangannya, tersangka MS bisa mengantongi keuntungan hingga Rp8 Miliar.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten Kombes Nunung Safruddin mengatakan, MS diketahui menjual madu khas Banten yang ternyata palsu.
MS sendiri memproduksi madu palsu tersebut sejak setahun terakhir.
Baca Juga: Mana Cara Duduk Favoritmu? Jawabannya Bisa Ungkap Sifat dan Karakter Asli yang Tersembunyi
Pengolahannya madu-madu tersebut berada di Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.
"Kalau kita kalkulasi penghitungan antara modal sampai dengan hasil,
pelaku MS ini dalam satu tahun dapat meraup keuntungan Rp 8 miliar dari jualan madu saja," kata Nunung kepada wartawan saat di Mapolda Banten, Selasa (10/11/2020).
Nunung menuturkan, dalam sehari MS dapat memproduksi madu palsu sebanyak 1 ton yang dikemas ke dalam jeriken berkapasitas 30 liter.
"Per jeriken dijual dengan harga Rp 660.000.
Oleh para pelaku di wilayah Lebak,
madu ini dikemas lagi menjadi bentuk botol, bisa djual Rp 150 sampai Rp200.000," ujar Nunung.
Mantan Kapolres Serang itu menambahkan, para penjual di Lebak membuat kemasan madu berupa botol ukuran 450 mililiter, dan dibuat seakan madu khas dari Banten.
"Dikemas seperti ini (botol) yang seolah-olah madu ini berasal dari Banten, padahal produksinya di Jakarta," kata Nunung.
Berdasarkan hasil pemeriksan tersangka, madu palsu yang disebut khas Banten itu sudah dijual ke seluruh wilayah di Pulau Jawa.
"Jualnya secara online, selain di sepanjang jalan daerah Lebak.
Tidak hanya menyebar di wilayah Jakarta dan Banten saja,
tapi wilayah Jabar, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan di luar Pulau Jawa," kata Nunung.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selama 1 Tahun, Keuntungan Jual Madu Banten Palsu Mencapai Rp 8 Miliar"