57 Tahun Selalu Menyala, Api Abadi Mrapen Padam Total Untuk Pertama Kalinya, Diduga Karena Hal ini

Minggu, 04 Oktober 2020 | 08:00
Instagram @apiabadimrapen

Api abadi mrapen padam

Gridhype.id-Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah secara mengejutkan mati total.

Padamnya api abadi secara total yang telah menyala sejak 1963 silam atau tepatnya 57 tahun ini baru pertama kalinya terjadi.

Api Abadi Mrapen dilaporkan padam total pada Jumat (25/9) lalu.

Baca Juga: Sudah Menyala Sejak 4.000 Tahun yang Lalu, Api Abadi di Gunung ini Tak Pernah Padam Meski Salju Turun

Diketahui sebelumnya, Api Abadri Mrapen juga sempat padam namun tidak mati total seperti sekarang.

"Api padam total baru terjadi kali ini. Di tahun 1990-an atau kalau tidak salah ingat di tahun 1996, Api Abadi Mrapen pernah berkurang Intensitas debit gasnya, tapi tidak sampai membuat padam," kata Kasi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto saat saat meninjau lokasi, Jumat (2/10).

Sinung menyebut pada 1996 itu, upaya memulihkan api abadi dilakukan dengan pengeboran sehingga gas kembali keluar.

Baca Juga: Mulai Hari ini Pengguna Kereta Api Bisa Lakukan Rapid Test di Stasiun dengan Harga Rp 85.000, Berikut Syarat-Syaratnya!

KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO
KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO

Umat Buddha melakuan ritual pengambilan Api Dhamma Tri Suci Waisak 2562 BE 2018 di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (27/5/2018). Api yang diambil ini akan disemayamkan di Candi Mendut hingga keesokan harinya dibawa ke Candi Borobudur sebagai sarana peribadatan perayaan Waisak.

Pengeboran itu dilakukan hingga kedalaman 20 meter.

"Setelah dibor ternyata keluar gasnya, intensitas nyala api kembali berkobar. Di tahun itu tidak sampai padam, padam total baru terjadi kali ini," jelas Sinung.

Kepala Desa Manggarmas Ahmad Mufid menyebut api sempat meredup hingga padam total.

"Sudah sepekan ini apinya padam dan belum menunjukkan tanda-tanda nyala api," kata Mufid.

Di sisi lain, Sinung Sugeng Arianto, mengungkap dugaan penyebabnya.

Baca Juga: Angin Segar di Tengah Pandemi, Sri Mulyani Umumkan Subsidi Bunga KPR dan Kredit Kendaraan Bermotor, Begini Syaratnya!

"Adapun dari pengecekan awal itu memang apinya padam karena tidak ada suplai gasnya. Laporan yang kami terima," ujar Sinung.

Dia mendapat laporan Api Abadi Mrapen padam sejak 25 September 2020.

Dia menyebut terdapat aktivitas pengeboran untuk mencari sumber mata air di dekat lokasi sebelum api abadi ini padam total.

Jarak lokasi keduanya sekitar 200 meter.

Baca Juga: Nahas, Wanita Ini Mendadak Meninggal Usai Santap Camilan Ini, Dokter Ungkap Penyebabnya

"Sebelumnya pada tanggal 12 September ada aktivitas pengeboran pencarian sumber mata air di dekat lokasi api abadi ini," jelasnya.

Sinung menjelaskan aktivitas pengeboran tersebut menyebabkan semburan air setinggi 50 meter.

Selain itu, lanjut Sinung, terdengar pula suara gemuruh dari dalam tanah dan tercium bau gas hidrokarbon saat pengeboran itu berlangsung.

"Tapi itu belum bisa dikatakan penyebab utamanya, masih indikasi atau dugaan awal ya," terangnya.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Peserta yang Tak Lolos Kartu Prakerja Gelombang 10 Wajib Tahu, Bakal Ada Gelombang 11!

Bisa Dipulihkan

Menurut Sinung, ada beberapa opsi untuk memulihkan sumber api abadi.

Tapi memerlukan kajian teknis yang matang.

Salah satunya dengan mencari sumber gas baru di dekat lokasi saat ini.

Terpisah, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Grobogan, Haerudin, menambahkan akan ada upaya percepatan agar api abadi kembali menyala. Dia mengungkap perlu kajian mendalam terkait upaya tersebut.

"Tadi saya sudah ke sana meninjau lokasi. Yang paling logis yakni mencari sumber gas baru yang kemudian nanti disalurkan ke titik lokasi Api Abadi Mrapen. Tapi itu teknis banget, perlu kajian dan perhitungan yang matang," kata Haerudin.

Baca Juga: Miliki Hunian Mewah Seharga Rp 50 M, Siapa Sangka Rumah Mertua Artis Ini Justru Berbanding Terbalik

Untuk diketahui, Api Abadi Mrapen ini kerap menjadi sumber api obor beberapa acara nasional dan internasional.

Misalnya saja, pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Kemudian Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996.

Setiap tahun, api abadi dari Mrapen ini juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.

Lokasi api abadi Mrapen ini pun sudah menjadi destinasi wisata, namun selama pandemi virus COVID-19 objek wisata ini ditutup. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judulBaru Pertama dalam Sejarah Api Abadi Mrapen Padam, Ini Dugaan Penyebabnya

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Tribunjateng.com

Baca Lainnya