Kisah Nenek Karjiyem Rawat Sendirian Putrinya yang Lumpuh dari Berjualan Daun Rp10.000

Sabtu, 03 Oktober 2020 | 10:30
(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Yatmi (Duduk di Kursi Roda), Sukaryanti (Kaos Kuning), dan Ketua RT 04 Murdiyanto di rumah milik Karjiyem di Kapanewon Saptosari, Gunungkidul Kamis (1/10/2020)

Gridhype.id-Kisah seorang nenek yang berjualan daun demi menghidupi dirinya dan sang putri yang lumpuh membuat pilu setiap orang yang mengetahui kisahnya.

Karjiyem, seorang nenek yang berusia 70 tahun ini tinggal diPadukuhan Ngondel Kulon RT 04, Kalurahan Krambil Sawit, Kapanewonan Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Suasana sedikit mendung tak menyurutkan beberapa warga yang tampak mengerjakan rumah sederhana milik Karjiyem yang hampir roboh.

Baca Juga: Bak Kisah Nabi Yunus, Pria ini Ditelan Hidup-hidup Oleh Ikan Paus dan Berhasil Keluar Selamat dengan Cara ini

Karjiyem tinggal bersama anak nomor 3, Yatmi (31) yang menderita sakit polio sejak lahir sehingga sebagian besar organ tubuhnya telah lumpuh.

Masih satu rumah meskipun beda keluarga, ada anak keduanya Sukaryanti.

Sudah sejak beberapa hari terakhir beberapa warga sekitar merenovasi rumah milik Karjiyem.

Berbagai material bantuan donatur dikerjakan oleh warga sekitar karena rumah tua itu sudah doyong, beberapa bagian temboknya pun sudah retak.

Baca Juga: Kisah Orang-Orang Paling Beruntung di Dunia, Lolos dari Maut Sebanyak 7 Kali Hingga Menangi Lotere Miliaran Rupiah

Kayu lapuk termakan usia dan cukup berbahaya jika dibiarkan.

"Materialnya dari beberapa donatur yang iba melihat kondisi rumah ini dan untuk pengerjaannya dari warga sekitar," kata Ketua RT 04 Padukuhan Ngendol Murdiyanto saat beristirahat, Kamis (1/10/2020).

Beberapa bagian rumah yang masih bisa digunakan pun kembali dipasang, tembok yang membahayakan diganti bahan kalsiboard dan menggunakan baja ringan.

Rumah yang awalnya agak luas diperkecil dan lantainya ditutup menggunakan campuran pasir dan semen.

Baca Juga: Potret Memilukan 'Kebun Binatang' Manusia di Masa Lalu, Orang Pribumi Dipertontonkan dan Dikurung di Kandang bak Binatang Sirkus

Yatmi tampak duduk di kursi roda sesekali melihat keluar jendela yang belum dipasang penutupnya.

Kondisi Yatmi yang tidak bisa beraktivitas sama sekali terbantu karena mendapatkan kursi roda dari pemerintah tahun 2018 lalu. Sebelumnya, Yatmi digendong sang ibu dan kakaknya Sukaryanti.

Kondisi keluarga ini terbilang memprihatinkan karena Karjiyem yang sudah sepuh masih harus berusaha mendapatkan uang dari menjual daun dan sayuran yang didapat dari kebun sekitar rumahnya.

Setiap pagi pukul 01.00 WIB Karjiyem berangkat ke pasar bersama tetangga sekitar.

Baca Juga: Wajib Tahu, Virus Corona Lemah Terhadap 3 Hal ini, Bisa Bantu Kita Terhindar dari Paparan Covid-19

Saat Kompas.com ke rumahnya, Karjiyem sedang memeriksakan mata ke rumah sakit di daerah Kapanewon Playen, yang jaraknya kurang lebih 28 kilometer.

Sukaryanti atau sering dipanggil Yanti, mendampingi Yatmi selama ibunya pergi.

Di sela berbincang, Yatmi diberi makan siang lauk sayur yang dimasak Yanti.

"Ya begini kondisinya, untuk berkomunikasi saja sulit, sehari-hari hanya tinggal di rumah," ucap Yanti. "Dulu sebelum rumah dibongkar oleh bapak-bapak ini, setiap hujan Yatmi saya boyong ke rumah (Yanti) karena takut ambruk," kata dia.

Diakui Yanti, meski dekat dirinya tak bisa setiap saat membantu ibunya setiap saat. Apalagi, setelah pandemi, suaminya tak lagi bekerja.

Baca Juga: Masih Banyak yang Tidak Tahu, Jangka Waktu Pemakaian Bra yang Sama Hanya Bisa Sampai 6 Bulan Saja lho!

Ditambah ia juga harus mengurus tiga anaknya.

Yanti juga harus menyiapkan jualan es dawet dan makanan kecil lainnya untuk menyambung hidup bersama keluarganya.

Karjiyem harus bekerja mencari daun atau membeli dari tetangganya setiap dua hari sekali.

Dedaunan tanaman kebun itu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke kantung plastik, selanjutnya dijual di pasar Playen.

Jarak Pasar Playen dengan rumahnya lumayan jauh, sekitar 25 kilometer. Ini yang membuat Karjiyem harus menyisihkan keuntungan untuk patungan biaya transportasi mobil milik tetangganya.

Baca Juga: Dikiran Makanan Bayi, Nenek ini Beri Makan Cucunya yang Berusia 18 Bulan dengan Hand Sanitizer

"Sisanya ya tidak seberapa, tetapi kalau tidak jualan siapa yang mau membelikan pampers untuk Yatmi, saya sendiri kondisinya seperti ini," ucap Yanti.

Karjiyem bercerita, tak banyak yang ia dapat dari berdagang sayuran dan daun di Pasar Playen. Sayuran ia beli Rp 60.000 dari para tetangga.

Kartiyem mengaku akan mendapat uang Rp 100.000.

Namun, keuntungan Rp 40 000 tersebut harus dipotong untuk ongkos naik mobil milik tetangganya sebesar Rp 30.000.

Kendati hanya bisa menyisihkan uang Rp 10.000 dari berjualan sayur, Karjiyem mengaku tak patah arang. Uang tersebut ia gunakan untuk makan sehari-hari.

Namun demikian dirinya tak menyerah, karena profesi ini satu-satunya tumpuhan hidup karena.

Suaminya sudah meninggal puluhan tahun yang lalu, tepatnya ketika Yatmi berusia 9 tahun.

“Kadang pulang dari pasar pukul 09.00 WIB dan kembali mengurus Yatmi, tetapi tidak apa-apa, ini sudah rejeki saya,” ucap Karjiyem.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setiap Hari Jual Daun Dapat Rp 10.000, Nenek Karjiyem Sendirian Rawat Putrinya yang Lumpuh"

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya