Langit Merah di California Disebut Mirip Pada Saat Kebakaran di Jambi 2019 Lalu, Berikut Penjelasannya

Sabtu, 12 September 2020 | 10:00
AFP/JOSH EDELSON

Suasana Jembatan Bidwell Bar yang dikelilingi oleh api di kawasan Danau Oroville, saat terjadi kebakaran besar di Oroville, California, AS, Rabu (9/9/2020)

Gridhype.id- Kebarakan hutan yang terjadi di California, Amerika Serikat pada Senin 7 September 2020 kemarin, dilaporkan semakin meluas.

Kebakaran tersebut terjadi di Hutan Nasional Plumas bagian timur laut San Francisco.

Api diketahui telah menyebar sejauh 40 kilometer dalam satu hari.

Baca Juga: Ngeri, Video Detik-Detik Ledakan Besar di Dekat Pelabuhan Beirut Lebanon, Puluhan Orang Tewas!

Akibat kebakaran ini suhu di sejumlah tempat mengalami peningkatan dan wilayah setempat mengalami asap udara pekat dengan abu dan bara api.

Tak hanya itu, langit di dekat lokasi kebakaran juga memerah.

Bahkan, sejumlah transportasi sampai menyalakan lampu karena pandangannya yang terbatas.

Baca Juga: Tau-Tau Halal, 6 Artis Cantik ini Lebih Pilih Menikah Diam-Diam Tanpa Sorotan Media, Mulai dari Syahrini Hingga Nella Kharisma

Langit kemerahan pasca kebakaran

Mengenai langit yang berwarna merah di California, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengungkapkan, kondisi itu serupa dengan peristiwa di Kabupaten Muaro Jambi pada 2019.

"Panorama tersebut disebabkan oleh dahsyatnya kebakaran hutan dan lahan setempat yang turut berkontribusi dalam bencana kabut asap kawasan lewat partikulat-partikulat mikronya yang juga membumbung ke udara dalam jumlah massif," ujar Marufin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

Baca Juga: Dijuluki Sebagai Pria dengan Wajah Terburuk di Dunia, Nyatanya Pria 47 Tahun ini Sudah Menikah 3 Kali, Wajah Cantik Istrinya Jadi Sorotan

(Facebook: Qha Caslley)
(Facebook: Qha Caslley)

Kondisi Jambi berwarna merah pada Sabtu (21/9/2019) pukul 12.53 WIB.

Menurut Marufin, langit California memerah bukan karena tingginya suhu udara, juga bukan karena tingginya suhu api kebakaran hutan dan lahan di dekatnya.

Namun, akibat bekerjanya peristiwa fisika yang mewujud dalam salah satu di antara dua kejadian, yakni Hamburan Rayleigh dan Hamburan Lorenz-Mie.

"Peristiwa hamburan cahaya merupakan hamburan elastis pada berkas cahaya yang disebabkan oleh konsentrasi partikulat-partikulat mikro (berukuran sama atau lebih besar dari panjang gelombang cahaya) atau partikulat-partikulat submikro (berukuran lebih kecil dari panjang gelombang cahaya) di udara," ujar Marufin.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari ini: Gemini Usahamu Membuahkan Hasil, Sagitarius Harus Waspada Hari ini

Adapun dua jenis hamburan tersebut hanya melewatkan spektrum cahaya tertentu saja dan inilah yang akan kita lihat.

Ia mengungkapkan, cahaya tampak memiliki panjang gelombang 0,4 hingga 0,7 mikrometer dan terdiri atas 7 warna cahaya yang bergabung menjadi satu sebagai cahaya putih.

Kemudian, saat berkas cahaya ini (termasuk cahaya Matahari) melintasi ruang yang berisi partikulat-partikulat mikron dengan ukuran lebih besar dari 1 mikrometer, terjadilah proses hamburan Lorenz-Mie.

Sebaliknya jika ukuran partikulatnya lebih kecil dari 1 mikrometer maka terjadilah hamburan Rayleigh.

"Proses hamburan tersebut membuat sebagian warna cahaya terhambur kemana-mana dan tak meneruskan perjalanan ke tujuan awal," ujar Marufin.

Baca Juga: Temukan Uang Rp5,6 Juta di Dalam Perut Pasiennya yang Kesakitan, Dokter ini Juga Temukan Benda-benda Tak Lazim Lainnya

Hamburan Rayleigh

(AFP/BRITTANY HOSEA-SMALL)
(AFP/BRITTANY HOSEA-SMALL)

Suasana di San Francisco, California, AS, dengan langit berwarna oranye yang dipenuhi asap pekat dari kebakaran lahan, Rabu (9/9/2020)

Ia menduga peristiwa di California merupakan aksi dari hamburan Rayleigh.

Sebab, warna cahaya dominan yang diteruskan dari kedua proses hamburan tersebut sedikit berbeda.

Pada hamburan rayleigh, warnanya lebih memerah dibanding hamburan Lorenz-Mie.

"Normalnya hamburan Rayleigh selalu kita alami setiap senja kala Matahari hendak kembali ke peraduan, dalam durasi singkat selama beberapa puluh menit," ujar dia.

Tak hanya itu, Marufin mengatakan bahwa fenomena ini atau cahaya merah yang tampak ini tidaklah berbahaya, selain eksistensi partikulat pengotor di udara yang menyebabkannya.

"Iritasi mata hingga gangguan pernafasan berpeluang besar terjadi manakala partikulat pengotor mikro/submikro hadir apalagi dalam kerapatan yang tinggi," tambah Marufin.

Baca Juga: Terjebak di 'Kota Hantu' Akibat Lockdown, Pengusaha ini Bertahan Hidup dengan Makanan Kadaluarsa Hingga Banyak Alami Hal Mistis

Penjelasan BMKG

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala menyampaikan, fenomena langit berwarna kemerahan yang terjadi di California disebabkan karena tingginya konsentrasi debu partikulat polutan.

"Analisis saya, fenomena langit berwarna kemerahan yang terjadi di California disebabkan oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan, biasanya berukuran kurang dari 10 mikron di atmosfer akibat pembakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut," ujar Agie saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/9/2020).

Menurutnya, jika ditinjau dari teori fisika atmoster, perubahan langit menjadi kemerahan disebabkan karena hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), yang dikenal dengan istilah 'mie scattering'.

"Hamburan ini terjadi jika diameter aerosol dari polutan sama dengan panjang gelombang sinar tampak matahari (visible) di atmosfer," ujar Agie.

Ia menambahkan, fenomena ini cenderung terjadi di wilayah sekitar kebakaran hutan dan lahan dengan area yang luas dan durasi yang cukup lama.

Baca Juga: Selama ini Tak Pernah Terungkap, Ilmuwan ini Bocorkan Ada Tes Khusus yang Bisa Tunjukkan Seseorang Kebal Dari Virus Corona

Selain meningkatkan konsentrasi polutan di atmosfer, kebakaran hutan dan lahan juga memnerika dampak sebagai berikut:

- Peningkatan suhu udara di sekitar wilayah karhutla

- Peningkatan kabut asap yang dapat mengganggu jarak pandang

- Menyebabkan penyakit ISPA akibat asap karhutla

- Kerusakan ekosistem hutan

- Kerusakan bangunan

- Dampak sosial ekonomi, dan lainnya.

Agie mengatakan, dampak kebakaran hutan cenderung sama di berbagai wilayah dengan dampak paling utama adalah kerusakan ekosistem hutan dan peningkatan kabut asap serta polusi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Langit Merah di California Mirip dengan Saat Kebakaran Jambi 2019, Ini Penjelasannya"

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com, New York Times