GridHype.ID - Sosok Raffi Ahmad memang tak pernah luput dari sorotan.
Mulai dari karier Raffi Ahmad hingga kehidupan pribadinya kerap jadi konsumsi publik.
Tak hanya pujian, Raffi Ahmad juga kerap tuai kritikan dari publik, salah satunya terkait sang putra, Rafathar.
Sosok putra semata wayang Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Rafathar baru-baru ini ramai dibicarakan.
Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling, Iis Dahlia Singgung Ayu Ting Ting Depan Nagita Slavina dan Raffi Ahmad
Bocah 5 tahun itu blak-blakan mengaku kesal jadi korban kejahilan kedua orangtuanya.
Reaksi jujur dari Rafathar ini pun tuai perhatian psikolog dan beri peringatan pada Raffi Ahmad juga Nagita Slavina.
Sebagaimana diketahui, nama Rafathar sempat menjadi sorotan publik Twitter pada Selasa 25 Agustus 2020.
Lantaran beredar video kemarahan Rafathar yang sering jadi korban prank oleh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Video tersebut memperlihatkan kebersamaan Rafathar dan Nagita Slavina di atas kasur.
Kemudian, Nagita Slavina menanyakan kepada Rafathar apakah kesal karena sering dikerjai olehnya.
"Aa kalau diprank marah enggak?" tutur Nagita Slavina.
"Ya marah, nggak tahu (kenapa). Dijahilin ya marah," jawab Rafathar singkat nan menggemaskan.
Lalu, Nagita kembali menanyakan lagi penyebab Rafathar marah.
"Ya marah (kalau di-prank), lihat, lihat videonya," kata Rafathar.
Kemudian Rafathar menjelaskan video yang ia maksud.
"Enggak lihat memang, hah? Vlognya hah? Kan divideoin, yang poop, jin, om Baim di sini terus tidur," ujar Rafathar dengan kesal.
Ekspresi Rafathar yang kesal karena sering di-prank oleh Raffi dan Nagita pun langsung mendapat perhatian netizen di Twitter.
Netizen pun merasa kasihan kepada Rafathar lantaran sering menjadi korban prank dan dijadikan sebagai 'konten'.
Banyak yang mengkhawatirkan bila terus menerus dijadikan 'konten' maka akan berakibat pada kesehatan mental bocah berusia 5 tahun ini.
Di sisi lain, Psikolog anak, Kurniasih Dwi Purwanti turut memberikan pandangan terkait kesehatan mental Rafathar.
Wanita yang akrab disapa Uni ini mengatakan jika masyarakat harus memahami jika sosok Rafathar ini lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai selebriti.
Untuk itu, segala konsekuensi yang ada seperti terbatasnya privasi, akan berkaitan dengan kehidupannya.
Namun, terkait kekesalan Ratathar, Uni berpendapat itu merupakan proses penyampaian dari situasi yang dialaminya.
"Itu merupakan proses menyampaikan pendapat karena mengalami situasi yang membuatnya tidak nyaman."
"Sehingga perlu juga diperhatikan ekspresi perasaan dan reaksi emosi dari Rafathar agar orang tua lebih mengetahui proses perasaanya," ujar Uni, yang dilansir dari Tribun Seleb, Kamis (27/8/2020).
Uni berpendapat, jika mengerjai dengan 'prank' tidak serta merta langsung berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
"Asalkan setelah 'mungkin' dilakukan prank atau hal-hal yang tidak nyaman, orang tua wajib memberi pemahaman yang baik dan penguatan pada anak," papar psikolog dari RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ini.
Selain itu, Uni menyarankan agar tidak banyak mengulang (prank) agar anak dapat membedakan antara kehidupan keseharian dengan kehidupan yang berbau 'konten'.
Baca Juga: Tersipu Malu, Rafathar Putra Raffi Ahmad Hanya Diam Membisu Saat Bertemu dengan Kembarannya
"Juga berikan waktu jeda/luang untuk lebih melekatkan hubungan antara anak dan orang tua," ungkap Uni
Selain itu, konten Raffi Ahmad dan Nagita bersama Rafathar juga tidak hanya menampilkan 'prank' semata.
"Saya termasuk yang subscribe youtube mereka, sebenarnya banyak juga konten (bersama Rafathar) yang berisi hal-hal kebaikan dan memotivasi."
"Karena mereka hidup di lingkungan entertaiment, jadi media youtube menjadi salah satu sarana mereka dalam bekerja. Dimana pasti tidak dapat dipisahkan dari kehidupan putra mereka," jelasnya.
Terakhir, Uni memberikan solusi agar anak selebriti seperti Rafathar, tidak terganggu kesehatan mentalnya.
"Kenali tahapan perkembangannya, saya juga melihat mereka sudah menyekolahkan Rafathar di sekolah terbaik, diselinggi juga les/kursus dan bermain."
"Lalu milikilah quality time bersama keluarga, sehingga lebih erat hubungannya,"
Kemudian, Uni menyarankan agar orang tua memiliki waktu jeda dari sorotan kamera dan memperluas pertemanan sang anak sesuai dengan usianya.
"Miliki waktu jeda dari sorotan kamera, misalkan liburan tanpa ada kamera dan memperluas pertemanan (sesuai dengan usia) sehingga ketrampilan sosial semakin terasah," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di GridHits.id dengan judul Psikolog Anak Sampai Angkat Bicara Soal Kesehatan Mental Rafathar yang Bak Jengah Jadi Korban Prank, Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Dapat Peringatan
(*)