GridHype.ID - Lagi-lagiMenteri BUMN Erick Thohir mengambil keputusan yang dinilai kontroversial.
Erick Thohir melakukan perombakansusunan komisaris pada PT Kimia Farma Tbk.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ( RUPST) Kimia Farma yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (29/7/2020), Untung Suseno Sutarjo dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama.
Sebagai gantinya, para pemegang saham menunjuk Alexander Kaliaga Ginting menjadi Komisaris Utama PT Kimia Farma Tbk.
Alexander merupakan Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan.
Dia juga merupakan purnawirawan TNI berpangkat Brigadir Jenderal.
Selain itu, dalam RUPST tersebut juga mengangkat Musthofa Fauzi sebagai Komisaris Independen menggantikan Wahono Sumaryono.
Adapun susunan dewan direksi PT Kimia Farma Tbk pada RUPST kali ini tak mengalami perubahan.
Dengan perubahan ini, maka saat ini susunan dewan komisaris PT Kimia Farma Tbk sebagai berikut:
Komisaris Utama: Alexander Kaliaga GintingKomisaris: SubandiKomisaris: Chrisma Aryani AlbandjarKomisaris Independen: NurrachmanKomisaris Independen: Musthofa Fauzi
Kritikan Politisi PDIP
Secara terpisah, Politisi PDIP, Adian Napitupulu menyebutkan bahwa saat ini terdapat 6.200 direksi dan komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang kesemuanya dicurigai sebagai orang titipan.
Menurut Adian, hal tersebut dia ungkapkan karena melihat selama ini proses rekrutmen untuk dua jabatan tersebut terkesan tertutup.
"Bukankah titipan-titipan itu konsekuensi dari tidak adanya sistem rekrutmen yang transparan?," ujar Adian kepada Kompas.com, Sabtu (25/7/2020).
Menurut dia, proses rekrutmen yang transparan sangat penting dilakukan untuk jabatan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah.
Sebab, gaji yang dikeluarkan untuk dua jabatan tersebut berasal dari perusahaan milik negara.
Baca Juga: Pintar Atur Uang ala Miliarder! 10 Tips Berikut Siap Wujudkan Mimpimu untuk Jadi Kaya Raya
"Lucu dan aneh bagi saya kalau Negara mengeluarkan Rp 3,7 triliun setiap tahun untuk 6.200 orang yang rakyat tidak tahu bagaimana cara rekrutmennya dan dari mana asal usulnya," kata Adian.
Saat ini, lanjut Adian, rakyat hanya diyakinkan bahwa proses rekrutmen tersebut berasal dari talent pool yang dibuat Kementerian BUMN.
Namun, rakyat tak pernah tahu siapa saja orang-orang yang masuk ke talent pool tersebut dan bagaimana reputasinya.
"Kenapa masyarakat umum tidak bisa ikut melamar secara terbuka? apa yang ditutupi? apa yang dirahasiakan? apa yang disembunyikan? kenapa harus tertutup jika bisa terbuka."
"BUMN itu bukan Badan Intelijen Negara selayaknya CIA atau M16 yang proses rekrutmennya dirahasiakan. Berhentilah bermain-main seolah BUMN itu film mission impossible," ucap Adian.
Menurut Adian, pembukaan lowongan bagi jabatan direksi dan komisaris sebuah perusahaan sudah lazim terjadi.
Misalnya, lowongan yang dibuka oleh Perusda Pasar Surya, PT Patralog, PT Bank Jatim dan PT Jateng Petro Energi.
"Dari contoh di atas maka pernyataan bahwa tidak pernah ada lowongan Direksi atau Komisaris Corporate yang di umumkan terbuka, tentu sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut," ujarnya.
Baca Juga: Kulit Kering Bikin Galau serta Enggak Pede? Simak Yuk! 5 Tips Mudah dan Alami untuk Atasinya
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah pernyataan Adian yang menyebut ribuan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah merupakan orang-orang titipan.
Menurut Arya, pernyataan tersebut membuktikan bahwa sebenarnya Adian tak mengerti budaya yang ada di korporasi.
"Karena, mana ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris di media-media atau diumumkan secara terbuka," ujar Arya dalam keterangannya, Jumat (24/7/2020).
Menurut Arya, pemilihan direksi dan komisaris BUMN memiliki mekanisme tersendiri.
Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses.
"Yang namanya direksi dan komisaris itu dipilih ada prosesnya mencari orang yang tepat, orang yang emang punya kemampuan, orang yang punya latar belakang di industri tersebut," kata Arya.
Atas dasar itu, Arya menyayangkan pernyataan Adian yang menyebut direksi dan komisaris BUMN merupakan orang-orang titipan.
"Komisaris atau direksinya ya mana pernah terbuka. Jadi lucu, ini bukan jabatan publik. Ini kan posisi korporasi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitupulu ini jadi banyak blundernya. Karena tidak paham budaya korprasi," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Adian Napitupulu Yakin Ribuan Direksi dan Komisaris BUMN adalah Orang 'Titipan', Buntut Erick Thohir Sering Obrak-abrik Jabatan Secara Diam-diam
(*)