Indonesia dan Malaysia Kompak Ajukan Protes Keras Ketika WHO Keluarkan Infografis yang Dianggap Menyesatkan

Jumat, 15 Mei 2020 | 10:00
El Pais

WHO peringatkan kemungkinan virus corona tak bisa hilang, meskipun vaksin telah ditemukan.

GridHype.ID - Belum lama ini,Indonesia bersama Malaysia sempat bersitegang dengan otoritas kesehatan dunia (WHO).

Hal ini terjadi lantaran imbauan menyesatkan yang dikeluarkan oleh WHO mengenai salah satu tanaman yang banyak tumbuh di kedua negara tersebut.

Bahkan imbauan yang dikeluarkan oleh WHO itu bisa mematikan pasaran dari tanaman penghasil minyak tersebut.

Dalam sebuah infografis yang diterbitkan oleh WHO beberapa waktu lalu, otoritas kesehatan dunia ini secara terang-terangan melarang konsumsi salah satu jenis pohon palem-paleman tersebut.

Baca Juga: Otopsi Jenazah Korban Virus Corona, Peneliti Terkejut Saat Temukan Organ Dalam yang Ini Rusak

WHO menganjurkan kepada masyarakat khususnya orang dewasa yang tertuang di infografis tersebut untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung saturated fats (lemak jenuh).

Hal itu langsung merujuk pada minyak sawit dan minyak kelapa yang banyak tumbuh dan jadi komoditas dagang di Indonesia maupun Malaysia.

Infografis yang diberi judul"Nutrition Advice for Adults During Covid-19", diterbitkan oleh kantor regional WHO Mediterania Timur, edisi 7 Mei 2020.

Apa yang dikeluarkan oleh WHO tersebut membuat Indonesia dan Malaysia pun geram.

Kegeraman tersebut lantaran apa yang dilakukan WHO ini bukan kali pertama untuk mematikan industri kelapa di dua negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini.

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Lagi Makan Sayur Bayam dengan Tempe, Bisa Bahayakan Tubuh

Dalam buletin resmi yang dirilis Januari 2019 silam, sebuah tulisan yang bertajuk, "The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disesae" diterbitkan oleh WHO.

Tulisan tersebut menggambarkan bahaya dari minyak kelapa sawit sama halnya bahaya dari tembakau dan alkohol yang dikonsumsi manusia.

Menurut WHO konsumsi minyak kelapa berdampak negatif baik bagi manusia dan kesehatan di bumi.

Bahkan pernyataan WHO setahun lalu itu tak pernah meralat penyataannya tersebut.

Oleh kegeraman tersebut, Wakil Menteri Luar Negari, Mahendra Siregar menyurati WHO secara keras.

Baca Juga: Roy Kiyoshi Stres Lantaran Dibully Saat Berada di Penjara, Denny Darko: Peti Matinya Sedikit Terbuka

Ia pun menyarankan agar otoritas kesehatan seluruh dunia itu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.

Mahendra pun juga menyindir WHO untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan saran yang bersifat umum untuk masyarakat dunia.

Melansir dariKontan.co.id, Rabu (13/5/2020), Mahendra mengatakan pemerintah Indonesia prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.

Padahal konsumsi minyak sawit sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia di tengah isu kesehatan seperti saat ini.

Dalam surat tersebut, terdapat 7 poin yang mengoreksi artikel WHO.

Baca Juga: Bau Mulut Saat Puasa Ramadan? Yuk Atasi dengan 3 Obat Rumahan Ini, Terbukti Efektif

Salah satunya, Mahendra meminta WHO untuk membuat perubahan pada isi publikasi, menerapkan prinsip imparsialitas sebagaimana layaknya Badan PBB, menciptakan perspektif yang lebih seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit, serta menerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.

Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) juga mendesak hal yang serupa dengan Indonesia dan Malaysia pada WHO.

CPOPC mengklarifikasi meski miliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, minyak sawit aman dikonsumsi lantaran memiliki komposisi yang beragam.

Termasuk asam lemak yang berimbang yang telah dikonfirmasi oleh banyak studi penelitian ilmiah secara global.

"Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat. Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia," tulis CPOPC dalam penjelasan resminya.

Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Perihal Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Masa Pandemi Covid-19, Boleh Dilakukan di Rumah tapi Perhatikan Ketentuannya

Guru Besar Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo mengatakan minyak sawit merah alami atau Virgin Red Palm Oil (VRPO) punya kandungan asam palmitat yang merupakan lemak jenuh dan salah satu komponen dominan di dalam minyak sawit.

Asam palmitat berperan penting dalam memberikan perlindungan terhadap paru-paru yang sehat dan merupakan komponen utama dari senyawa fosfolipida yang melapisi dinding bagian dalam rongga alveoli paru-paru.

Atas Desakan dari berbagai pihak itupun akhirnya WHO merevisi imbauan menyesatkan mereka terkait kelapa sawit.

WHO regional Mediterania Timur telah menghapuskan informasi yang mencantumkan "do not eat saturated fats" atau tidak mengonsumsi makanan dari minyak sawit dengan kata "eat less saturated fats".

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Indonesia Protes Keras WHO Gegara Keluarkan Imbauan Menyesatkan yang Rugikan Banyak Negara Besar-besaran: Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Sosok.id

Baca Lainnya