Didi Kempot Meninggal Karena Henti Jantung, Ternyata Beda dengan Serangan Jantung, Begini Faktanya

Rabu, 06 Mei 2020 | 10:00
Dok. Dokumentasi PKN 2019, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud via Kompas.com

Didi Kempot

GridHype.ID - Selasa (5/5/2020), dunia hiburan Tanah Air kembali berduka.

Maestro Campursari kebanggaan Indonesia, Didi Kempot meninggal dunia pukul 07.45 WIB di Solo.

Kabar ini tentu mengejutkan banyak orang terutama para sobat ambyar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Sebelum Tutup Usia, Didi Kempot Sempat Rilis Lagu 'Ojo Mudik' untuk Masyarakat di Tengah Pandemi Corona

Diagnosis awal para dokter mengungkapkan bahwa penyebab kematian Godfather of Broken Heart itu adalah diagnosis henti jantung.

Meski terdengar mirip, rupanya henti jantung berbeda dengan serangan jantung.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Kardiovaskular Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Sally Aman Nasution SpPDKKV dan Pokja Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Dr dr Antonia Anna Lukito SpJP(K).

Baca Juga: Jarang Terekspos, Inilah Sosok Istri Didi Kempot yang Selalu Dampingi sang Maestro hingga Akhir Hayat

"Henti jantung beda dengan serangan jantung," kata Sally saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/5/2020).

Henti jantung adalah suatu kondisi yang terjadi secara tiba-tiba, di mana seseorang kehilangan fungsi jantung, pernapasan dan kesadaran yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Henti jantung, kata dia, biasanya timbul akibat gangguan dari aliran listrik pada jantung.

Baca Juga: Dari Musisi Jalanan hingga Jadi Penyanyi Sukses, Didi Kempot Ungkap Perjuangannya untuk Dapatkan Cinta

Ada beberapa kondisi yang bisa menimbulkan gangguan aliran listrik pada jantung, di antaranya adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, kelainan elektrolit, gangguan irama, kelebihan kalium dan lain sebagainya.

Serangan jantung

Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi yang terjadi akibat sumbatan mendadak dari aliran pembuluh darah koroner di otot jantung.

Sumbatan ini mengakibatkan aliran darah ke otot jantung berkurang atau terhenti sama sekali.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Sang Maestro Sudah Siapkan Konser Akbar Bertajuk 'Tak Jogeti: 30 Tahun Didi Kempot Berkarya'

"Bila tidak dilakukan tindakan (pada pasien), akan terjadi kerusakan pada otot jantung," ujar Sally.

Anna menjelaskan bahwa penyumbatan bisa disebabkan oleh plak yang tumbuh pelan-pelan di pembuluh darah atau plak yang pecah mendadak mengakibatkan terjadi gumpalan darah

"Sumbatan itu karena plak yang muncul pelan-pelan. Lebih susah lagi plak yang pecah mendadak, terjadi gumpalan darah, dan menutupi saluran, itu yang susah pada serangan jantung," kata Anna saat dihubungi secara terpisah.

Baca Juga: Penuh Isak Tangis, Begini Suasana Keluarga Didi Kempot saat Dampingi sang Maestro Campursari

Sama seperti henti jantung, serangan jantung ini juga tidak bisa diprediksi kapan terjadinya.

Hanya saja umumnya dipicu beberapa kondisi seperti kelelahan, tekanan darah tinggi tidak terkontrol, kolesterol jahat yang tinggi, stres dan lainnya.

Punya keterkaitan

Meskipun henti jantung dan serangan jantung berbeda, kedua kondisi ini juga memiliki keterkaitan satu dan lainnya.

Henti jantung bisa disebabkan oleh serangan jantung.

Baca Juga: Kabar Duka! The God Father of Broken Heart, Didi Kempot Meninggal Dunia Setelah Sempat Gelar Konser Amal

Sebaliknya, serangan jantung itu bisa salah satunya disebabkan oleh henti jantung.

"Kedua kondisi ini (henti dan serangan jantung), seperti dua lingkaran yang ketemu sebagian," kata Anna.

Oleh karena itu, cara mengantisipasi henti jantung dan serangan jantung yang terbaik sama saja, yaitu mawas diri terhadap faktor keturunan, penyakit pemicu dan juga rutinlah untuk melakukan medical checkup.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Didi Kempot Meninggal, Apa Bedanya Henti Jantung dan Serangan Jantung?"

(*)

Tag

Editor : Linda Fitria

Sumber Kompas.com