GridHype.ID - Baru-baru ini masyarakat tengah heboh mengenai harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di pasaran.
Hal itu menjadi perbincangan lantaran harga minyak dunia yang sedang turun.
Ya, diketahui harga minyak dunia turun namun harga BBM yang dipasarkan Pertamina melalui SPBU belum juga turun.
Hal ini pun menjadi polemik di masyarakat yang membuat bertanya ada apakah dengan Pertamina.
PT Pertamina akhirnya angkat suara atas pertanyaan publik terkait harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tak kunjung turun, meski harga minyak dunia anjlok.
Dalam video conference, Kamis (30/4/2020), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam penentuan harga BBM, Pertamina menggunakan patokan harga minyak global dua bulan ke belakang.
Itu artinya untuk menentukan harga BBM pada bulan April, Pertamina menggunakan patokan harga minyak di bulan Februari.
Menurut dia, harga minyak dunia di bulan Februari masih tinggi.
Berdasarkan data Bloomberg, merujuk harga crude oil WTI futures bulan Februari rata-rata masih di kisaran 50 dollar AS per mmbtu.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan, dalam menetapkan harga jual BBM dalam satu bulan menggunakan acuan rata-rata harga Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus periode tanggal 25 pada dua bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24 satu bulan sebelumnya.
Menurut Nicke, sejatinya ada anomali harga MOPS dan Argus.
“Harga dua acuan minyak tersebut lebih rendah dari minyak mentah,” jelas Nicke.
Dengan kondisi seperti itu, kata Nicke, Pertamina bisa saja membeli langsung BBM di pasar global dan menutup semua kilang-kilangnya karena lebih murah membeli BBM ketimbang minyak mentah.
Namun, kebijakan tersebut tidak mungkin diambil.
Pasalnya, operasional kilang terkait dengan berbagai aspek, antara lain, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) hingga pekerja di kilang-kilang Pertamina.
"Nanti mati semua, para KKKS produksinya bagaimana? Menutup hulu juga perlu biaya, reaktivasi nantinya juga perlu biaya," jelasnya.
Baca Juga: Pertamina Turunkan Harga BBM Pertamax dan Pertamina Dex, Berikut Harga Barunya
Tak hanya itu saja, Pertamina juga mengalami tekanan dari pelemahan nilai tukar rupiah.
Pasalnya, 93 persen pengeluaran Pertamina menggunakan kurs dollar AS. Selain itu, permintaan turun tajam.
Secara nasional, permintaan BBM turun hingga 25 persen.
“Bahkan di kota-kota besar, penurunan permintaan lebih dari 50 persen,” ujar Nicke.
Baca Juga: Pertamina Turunkan Harga BBM Pertamax dan Pertamina Dex, Berikut Harga Barunya
Di sisi lain, meskipun belum menyesuaikan harga BBM, Pertamina sudah memberikan diskon berupa uang kembali (cashback) bagi pelanggan Pertamax dan Dex series sebesar 30 persen.
Diskon diberikan bagi pelanggan yang bertransaksi secara non tunai menggunakan aplikasi milik BUMN selama periode 31 Mei-16 Juni 2019.
Artikel ini telah tayang di GridFame.ID dengan judul Harga BBM Tak Kunjung Turun, Pertamina Berikan Diskon 30%, Ini Syaratny
(*)