Usai Dapat Pujian, Pemerintah Tiongkok Rupanya Banyak Manipulasi Data Soal Virus Corona, Selain Kecilkan Jumlah Korban yang Meninggal Akibat Covid-19, Ternyata Tiongkok Juga Tak Jujur Ungkapkan Hal Ini

Minggu, 26 April 2020 | 10:35
Daily Mirror/Kolase

Baru saja bernafas lega terlepas dari Corona, kini China terpaksa kembali lakukan lockdown karena hal ini

GridHype.ID - Seperti yang diketahui bersama, virus corona dipercaya berasal dai sebuah daeah di Tiongkok, tepatnya di Wuhan.

Ya, daerah itu disinyalir menjadi asal-muasal virus corona usai ditemukan kasus Covid-19 disana.

Usai menuai banyak pujian, tenyata ada banyak hal yang berusaha ditutupi oleh pemerintah Tiongkok.

Baca Juga: Sang Suami Meninggal karena Covid-19, Perempuan Ini Temukan Pesan Terakhir Suaminya dalam Sebuah Ponsel, Isinya Mengharukan

Merebaknya virus corona diketahui memang berasal dari Wuhan, Tiongkok, di mana kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi.

Namun banyak hal yang ternyata ditutupi Tiongkok, namun belakangan beberapa di antaranya mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Mengutip Daily Express, beberapa waktu lalu Tiongkok sempat membuat pengakuan soal jumlah korban yang meninggal akibat virus corona.

Setelah banyak negara mendesak Tiongkok karena dituduh mengecilkan jumlah korban virus corona, akhirnya negeri tirai bambu itu merevisi jumlah yang dilaporkan.

Dalam laporan terbaru pada pekan lalu, Tiongkok menambahkan jumlahnya sekitar 50% dari jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi.

Jika diwujudkan dalam angka 50% tersebut sekitar 1.000 lebih pasien ditambahkan meninggal dunia di Tiongkok akibat Covid-19.

Namun, itu hanya satu dari ketidakjujuran Tiongkok yang terungkap, selama ini Tiongkok ternyata juga tidak jujur dalam menginformasikan hal ini terkait virus corona.

Baca Juga: Usai Bahas Soal Penanganan Covid-19, Donald Trump Siap Bantu Jokowi Kirim Bantuan Ini untuk Indonesia

Seperti diberitakan oleh Sout China Morning Post, Tiongkok ternyata tidak jujur dalam mengkonfirmasi korban pertama mereka selama ini.

Dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi di Tiongkok pada 8 Desember 2019.

Lagi-lagi Tiongkok merevisi peryataan itu, mereka mengatakan bahwa kasus virus corona di Tiongkok sebenarnya sudah ada sejak 17 November 2019.

Menurut data pemerintah Tiongkok, pasien itu adalah seorang pria 55 tahun yang berasal dari Provinsi Hubei.

Sejak November 2019, dilaporkan sudah ada lima kasus setiap harinya.

Pada 15 Desember 2019, kasusnya sudah mencapai 27 kasus pasien, dan bertambah menjadi 60 kasus pada 20 Desember 2019.

Peningkatan drastis ini terjadi seminggu setelahnya pada 27 Desember, di mana kasusnya meningkat menjadi 180 orang yang terpapar Covid-19.

Baca Juga: Memilukan! Seorang Istri Tepaksa Awetkan Jasad Suami yang Meninggal karena Covid-19 Lantaran Petugas Menelantarkannya Selama Berhari-hari

Pada saat itulah dokter dari Rumah Sakit Pengobatan Terpadu di Provinsi Hubei, Zhang Jixing memberi tahu otoritas kesehatan Tiongkok bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus bernama corona.

Angka yang dikonfirmasi kemudian meningkat pada akhir 2019, ada 266 kasus hingga 1 Januari 2020 tercatat 381 orang.

Sementara sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Lancet, dokter rumah sakit di Jinyintan Wuhan menyebutkan, mereka merawat pasien pertamanya pada 1 Desember 2019.

Kemudian, dr Ai Fen, yang pertama kali mengungkapkan virus corona mengatakan pada People, sebuah hasil tes menunjukkan seorang pasien di Rumah Sakit Pusat Wuhan didiagnosa terkena virus corona pada 16 Desember.

Hingga akhir Desember tim medis baru menyadari adanya penyakit ini dan dikonfirmasi oleh beberapa rumah sakit di Tiongkok.

Laporan sebelumnya mengatakan, meski dokter sudah mengumpulkan sampel dari kasus yang dicurigai sebagai Covid-19, para dokter tidak memberikan konfirmasi temuan mereka.

Baca Juga: Usai Divonis Mati oleh Dokter, Tiba-tiba Jenazah Perempuan Ini Bergerak-gerak Saat akan Dikubur, Ternyata Hal Inilah yang Terjadi!

Hal itu karena mereka terhambat dengan sistem birokrasi, yang harus mendapat persetujuan dari Pusat Pengandalian dan Pencegahan Penyakit Menular di Tiongkok.

Para tenaga medis kemudian diminta tidak mengungkapkan informasi apapun tentang penyakit ini kepada publik sebelum disetujui.

Baru setelah wabah ini merajalela di mana-mana Tiongkok mengumumkannya, pada 11 Januari mereka mengatakan hanya ada 41 kasus terkonfirmasi, faktanya jumlahnya lebih dari itu.

(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Kebohongan China Terbongkar Lagi, Selain Kecilkan Jumlah Korban yang Meninggal Akibat Covid-19, Ternyata ChinaJuga Tak Jujur Ungkapkan Hal Ini

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Intisari

Baca Lainnya