Bukan Tanda Tubuh Tak Kuat, Rasa Lemas Saat Puasa Ternyata Berhubungan dengan Mindset Kita dalam Berpuasa, Ini Penjelasannya!

Minggu, 26 April 2020 | 08:35
dailymail.co.uk

Ilustrasi tubuh lemas selama puasa

GridHype.ID - Umat muslim kini telah menyambut bulan suci Ramadan.

Satu bulan ke depan setiap umat muslim yang telah baligh akan menjalankan puasa sebulan penuh.

Umumnya di kala berpuasa ini, kita akan merasakan lemas pada tubuh.

Baca Juga: Ibu Mertua Setia Menemani, Bunga Citra Lestari Ungkap Ada Hal yang Beda di Momen Ramadan Tahun Ini

Mungkin di hari pertama belum terlalu terasa terlebih kini tengah berlaku PSBB sehingga aktivitas luar rumah lebih terbatas.

Tapi tahu tidak? Rasa lemas tersebut ternyata ada alasannya secara ilmiah loh.

Diungkapkan dokter ahli gizi dan magister ilmu filsafat, Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum bahwa puasa bersifat fisiklah yang membuat orang mudah lemas.

"Kalau cuma puasa fisik, ya lemas," ujar Tan kepada dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

Puasa fisik yang dimaksud Tan sendiri yaitu orang yang hanya menahan lapar dan haus.

Pasalnya orang-orang yang menjalankan puasa fisik akan terus memikirkan rentetan makanan yang akan disantap saat berbuka puasa nanti.

Ketika hal itu terjadi maka memicu hormon pemenuk kenikmatan jasmani diproduksi lebih banyak seperti dipamin dan serotin.

Baca Juga: 3 Asupan Penting untuk Menjaga Daya Tubuh Selama Bulan Ramadan di Masa Pandemi Virus Corona

Apabila hormon tersebut diproduksi lebih banyak akan membuat rasa ingin memuasi tubuh untuk makan dan minum lebih tinggi lagi.

"Kalau cuma sekadar puasa fisik, ya akhirnya cuma nahan-nahan lapar aja. Jadi di kepala yang muter-muter cuma daftar makanan," ujar Tan.

Tanpa disadari melakukan hal demikian hanya akan membuat tubuh lemas akibat pikiran yang terus bekerja.

Bahkan Tan menyebutkan terdapat siklus 'lingkaran sesat' yang membuat tubuh cepat lemah akibat berbuasa.

Apabila masuk dalam 'lingkaran sesat' akan membuat stimulus dopamin menjadi berlebih.

Dampaknya rasa lapar dan haus akan semakin tinggi yang berujung makan serta minum berlebih ketika berbuka puasa.

Tanpa disadari bukan hanya perut begah, tetapi juga risiko kanker, penyakit jantung, infeksi, gangguan pencernaan, dan perpendekan telomer juga akan terjadi.

Baca Juga: Jadi Buah Khas Ramadan, ini Dia Deretan Kurma Termahal di Dunia Berikut Keistimewaanya

Hal itu terjadi karena adanya rasa malas untuk bergerak sehingga mengganggu suasana hati dan terjadilah gangguan hormonal.

Terlebih ketika sahur atau berbuka makanan yang dikonsumsi justru tinggi kalori, rendah serat, dan cepat dicerna menjadi gula.

"Dopamin adalah hormon kepuasan. Hobinya teriak-teriak minta dipuaskan. Kebayang jika dimanjain (membayangkan makanan terus selama berpuasa)," ujarnya.

Daripada demikian, pastikan kamu tidak masuk ke dalam 'lingkaran sehat' puasa.

Padahal, ditegaskan dia, jika orang yang berpuasa itu melakukan puasa disertai dengan puasa spiritual, maka yang terbentuk di dalam tubuhnya adalah hormon endorphin.

Di mana hormon ini berfungsi sebagai sumber rasa tenang dan bahagia.

Menyertai puasa spiritual juga akan membuat redanya dorongan disik, dan meningkatkan rasa sabar.

Baca Juga: Puasa Ramadan Kali Ini Bisa Jadi Sarana Menangkal Virus Corona, Begini Penjelasan Ahli

Jadi ketika berpuasa menyertai puasa spiritual, siklus yang disebut dengan "lingkaran sehat" pun akan terbentuk.

Ketika terbentuk maka stimulasi dopamin akan cukup sehingga rasa kenyang lebih tahan lama.

Dampaknya berat badan akan stabil, tubuh kuat, sehat, dan proposional.

Tak hanya itu, kamu juga tetap dapat bergerak dengan aktif karena suasana hati dan hormonal yang baik serta stabil.

Perhatikan juga makanan yang dikonsumsi agar rendah kalori, tinggi serat, lambat dicerna menjadi gula, dan tinggi antioksidan.

Baca Juga: Wujudkan Tubuh Ideal di Bulan Ramadan Ini, Berikut 7 Strategi Turunkan Berat Badan Saat Puasa

"Padahal kalau dibarengi puasa spriritual, maka orang-orang ini akan menemukan ketenangan selama sholat, dzikir, dan semua ibadah dapat menghasilkan endorphin, hormon rasa bahagia," jelas dia.

Kebahagian dan ketenangan diri secara emosinal akan membantu menekan hormon dopamin, dan menghindari diri dari rasa lemas saat menjalani ibadah puasa.

(*)

Artikel ini telah tayang di GridHits dengan judul Salah Kaprah! Rasa Lemas Saat Puasa Sering Diartikan Tak Kuat, Begini Penjelasan Ahli hingga Sebut Ada Lingkaran Sesat

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : GridHITS

Baca Lainnya