Waspada! Sulit Mencium Bau dan Mengecap Rasa Gejala Baru Virus Corona, Berikut Penjelasan Ahli

Senin, 23 Maret 2020 | 13:08
Kompas.com

Ilustrasi Corona Virus

GridHype.ID - Wabah virus corona semakin hari semakin mengalami peningkatan.

Baik untuk jumlah kasus terinfeksi, kematian, maupun kesembuhan, berbeda-beda di setiap wilayah.

Setiap negara juga memiliki kebijakan tersendiri untuk menahan penyebaran virus yang terjadi di wilayahnya.

Virus corona sendiri memang tidak tampak.

Baca Juga: Tengah Asyik Plesiran ke Eropa di Tengah Wabah Virus Corona, Krisdayanti Kena Semprot Mantan Wakil Gubernur Jakarta: Pasti Kita Beri Peringatan!

Namun, siapapun yang mendadak tidak bisa mencium bau adalah pembawa virus corona tak kasat mata.

Dalam kondisi ini, mereka biasanya tidak memiliki gejala umum Covid-19 seperti demam dan batuk.

Studi ini diungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris.

Di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Baca Juga: Jadi Momok Ancaman Mematikan di Tahun 2020, Virus Corona Ternyata Bisa Hancur Hanya dengan Benda Ini

Menurut ahli THT di Inggris, kondisi ini dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata president of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan president of the British Association of Otorhinolaryngology, professor Nirmal Kumar.

Dilansir Business Insider, Senin (23/3/2020), para profesor mengatakan bahwa banyak pasien diseluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.

Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

Baca Juga: Sempat Buat Publik Berbahagia, Nyatanya Obat yang Dirasa Ampuh untuk Tangkal Infeksi Corona Ini Justru Berbahaya jika Dikonsumsi Sembarangan, Berikut Penjelasannya!

"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien Covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata peneliti dalam sebuah keterangan.

"Iran telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia. Selain itu, banyak pasien dari AS, Perancis, dan Italia Utara yang juga memiliki pengalaman sama," imbuhnya.

Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri, dan tidak mengkarantina diri.

Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.

Baca Juga: Jalani Isolasi Usai Dinyatakan Positif Virus Corona, Andrea Dian Prihatin dengan Penanganan Para Pasien yang Kian Membludak: Pasien dan Tenaga Kesehatan Butuh Pertolongan!

Orang muda mungkin tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum.

Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News bahwa pasien berusia muda justru menunjukkan tanda tidak dapat mencium bau atau mengecap rasa.

Mereka tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum seperti demam tinggi atau batuk terus menerus.

"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam. Namun mereka mungkin kehilangan indera penciuman dan pengecapan, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.

Baca Juga: Awalnya Didiagnosis Kena DBD, Artis Andrea Dian Positif Terinfeksi Virus Corona

Para profesor menyerukan siapa saja yang memiliki gejala kehilangan indra penciuman dan perasa untuk mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Studi: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya