Jumlah Infeksi Corona Turun, Kantor Pemerintah China Justru Kalang Kabut Tangani Kasus Baru, Apa Itu?

Sabtu, 21 Maret 2020 | 19:20
aljazeera

Ilustrasi

GridHype.ID - Wabah virus corona membuatbeberapa negara dunia harus bekerjaekstra lebih keras.

Tercatat sampaihari KamisKamis (19/3/2020) pukul 9.30 WIB, angka infeksi Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 219.101 orang di 173 negara.

Angka ini bertambah lebih dari 19.000 kasus dalam waktu 24 jam dan ada lima negara yang menambah daftar panjang negara terinfeksi.

Angka kematian sendiri bertambah menjadi 8.962 dan pasien yang dinyatakan sembuh menjadi 85.673 orang.

Baca Juga: Kena Karma, Bohongi Istri dan Pergi Liburan Bareng Selingkuhannya ke Italia, Pria Ini Malah Kena Corona

Namundi negara China sendiri, angka kasus baru infeksi corona terus menurun.

Dengan total infeksi 80.928 kasus, 34 di antaranya merupakan kasus baru.

Sementara kasus corona di China terus mengalami penurunan, angka perceraian justru mengalami peningkatan.

Melansir globaltimes.cn, Sabtu (7/3/2020), sebuah kota di China telah mencapai puncak perceraian sebagai akibat dari COVID-19.

Baca Juga: Jaga Kebersihan Diri Guna Cegah Corona dengan Bersihkan Ponsel Secara Rutin, Begini Caranya

Kantor pendaftaran perkawinan di beberapa distrik di Xi'an, ibukota Provinsi Shaanxi di Cina Barat Laut telah menyaksikan sejumlah janji perceraian sejak dibuka kembali pada 1 Maret, demikian laporan media.

Di tengah upaya pengendalian corona, kantor pendaftaran perkawinan mengadopsi sistem penunjukan pada 1 Maret.

"Kami mulai menerima beberapa janji telepon pada 2 Maret, dan lebih banyak janji (perceraian) dibuat pada hari-hari mendatang," seorang pejabat bernama Wang dari kantor pendaftaran di distrik Beilin, Xi'an, kepada wartawan.

Pada tanggal 5 Maret, kantor menerima 14 janji perceraian.

Baca Juga: Mulai dari Hal Kecil, Cegah Virus Corona dengan Hindari 5 Kebiasaan Buruk yang Bikin Kita Cepat Lelah

Jumlah tersebut mencapai batas atas yang ditentukan oleh kantor.

Wang mengatakan bahwa perjanjian perceraian juga mencapai batas atas pada 4 Maret.

"Sebagai akibat dari epidemi, banyak pasangan telah terikat satu sama lain di rumah selama lebih dari sebulan, yang membangkitkan konflik yang mendasarinya (perceraian), tambahan bahwa kantor tersebut telah ditutup selama sebulan, oleh karena itu kantor telah melihat jumlah perceraian yang meningkat tajam, "kata Wang.

"Biasanya kantor akan melihat gelombang perceraian setelah Festival Musim Semi dan ujian masuk perguruan tinggi," tambahnya.

Baca Juga: Maia Estianty Ambil Lagkah Tegas Untuk Hadapi Corona di Rumah, Sampai Pisah Ranjang dengan Irwan Mussry

Situasi serupa juga terjadi di kantor pendaftaran pernikahan lain di distrik Yanta di kota itu, yang batas layanannya adalah lima janji untuk bercerai.

Seorang pejabat kantor yang bermarga Han mengkonfirmasi bahwa kantor tersebut juga sedang mengalami puncak perceraian. "Tidak ada kekosongan untuk janji cerai sampai 18 Maret."

Han mengatakan karena lama tinggal di rumah, konflik yang mendasari perceraian mungkin muncul dan mengakibatkan perceraian yang impulsif.

"Kami menerima beberapa janji cerai dan mereka kemudian menyesalinya," kata Han.

Baca Juga: Kisah Pilu Akibat Virus Corona, Balita Satu Tahun ini Ditemukan Mati Kelaparan di Kota yang di Karantina

Wang mengatakan beberapa pasangan muda bahkan memutuskan untuk menikah lagi ketika sertifikat perceraian mereka dicetak.

Han menyarankan pasangan untuk serius dan bijaksana terhadap pernikahan mereka dan menghindari penyesalan yang didasarkan pada pengambilan keputusan impulsif.

"Sebuah janji melalui telepon diperlukan sehari sebelum pendaftaran, dan waktu kunjungan mereka dijadwalkan ke menit," kata Wang, menambahkan bahwa "biasanya butuh 30 hingga 40 menit bagi pasangan untuk mendapatkan surat nikah atau sertifikat perceraian, dan kantor akan dibersihkan setelah menerima pasangan lain, "kata Wang.

Warga tidak akan bertemu satu sama lain atau menunggu di aula seperti biasanya, kata Wang.

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online dengan judul Kasus Corona di China Memang Terus Menurun, Namun Tingkat Perceraian Pasangan Justru Memuncak Setelah Karantina Lebih dari Satu Bulan

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya