GridHype.ID - Meningkatnya kasus virus corona semakin membuat masyarakat dunia panik.
Apalagi sampai hari ini, Selasa (3/3/2020) jumlah kasus virus corona di seluruh dunia sudah mencapai angka 90.872 kasus.
Dan setelah puluhan negara mengumumkan kasus pertamanya, kemarin Senin (2/3/2020) Indonesia mengonfirmasi ada dua orang WNI positif corona.
Kabar ini tentu saja membuat gelombang kepanikan makin tinggi.
Bagaimana tidak, sejauh ini korban jiwa akibat virus corona sudah mencapai 3.117 orang.
Namun dari puluhan ribu itu, tercatat 48.002 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
WHO pun meminta warga untuk tidak panik, namun tetap waspada.
Baca Juga: Wuhan Barubah Bak Kota Mati, Warganya Sampai Harus Makan Makanan Basi untuk Bisa Bertahan
Sebab, para ilmuwan dan otoritas kesehatan memastikan satu hal:
Walau pun virusnya bisa mematikan, tetapi mayoritas orang yang terinfeksi sejauh ini hanya mengalami gejala yang ringan dan bisa sembuh total.
Hal itu penting untuk dipahami untuk mencegah kepanikan global yang tidak perlu dan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kemungkinan penularan.
“Mayoritas orang sekarang panik, dan sebagian besar malah meningkatkan risiko,” kata pakar virology dari Universitas Hongkong, Dr. Jin Dongyan seperti dikutip New York Times.
Baca Juga: Tangis BCL Pecah Dipelukan Ari Lasso Saat Judika Nyanyikan Lagu Terbarunya
Dari 44.672 kasus corona yang dikonfirmasi di China menyebutkan, hampir 81 persen kasus bersifat ringan.
Meski begitu, gejala yang ringan juga membuat epidemi virus ini sulit dibendung.
Demikian menurut studi yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Ringan dan Kritis Kasus
Covid-19 dianggap ringan jika tidak melibatkan pneumonia, penyakit infeksi pada paru, atau ada komplikasi pneumonia ringan.
Ada dua kategori kasus, berat dan kritis.
Kasus yang berat memiliki gejala sesak napas, saturasi oksigen darah rendah, atau gangguan paru.
Sementara itu, kasus yang kritis ditandai dengan gagal napas, shock septik, atau disfungsi organ.
Sejauh ini di China kasus yang tergolong berat kurang dari 14 persen, dan kritis kurang dari 5 persen.
Baca Juga: Izin Mantan Istri Buat Menikah Lagi, Sahrul Gunawan Bakal Akhiri Masa Dudanya : Tahun Ini Aku Nikah
Secara umum angka kematian akibat virus ini di China 2,3 persen.
Namun, angka itu paling tinggi ada di Provinsi Hubei, yaitu 2,9 persen, dibandingkan dengan 0,4 persen di seluruh wilayah China.
Sebagai perbandingan, angka kematian akibat flu musiman sekitar 0,1 persen.
Gejala yang ringan ternyata memiliki sisi negative karena membuat para ilmuwan lebih sulit untuk dikenali dan pasien tidak berobat ke dokter.
Baca Juga: Virus Corona Sudah Sampai di Jakarta, Nikita Mirzani Tolak Salaman dengan Penggemar
Selain itu, seseorang bisa saja terinfeksi tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun.
Menurut Dr.Jin, orang yang mengalami gejala corona ringan secara umum sulit dibedakan dengan orang yang sakit flu biasa atau salesma.
“Gejalanya bisa sangat ringan, seperti nyeri tenggorokan.”
“Lalu setelah satu dua hari sembuh. Bahkan pada pasien yang ke dokter, gejalanya tidak dikenali karena sangat ringan, seperti flu,” ujarnya.
Baca Juga: 2 Warga Depok Positif Terjangkit Corona, Menurut Ilmuwan Perokok Rentan Tertular Virus Mematikan Ini
Dalam penelitian di China, beberapa kasus corona yang ringan juga menyebabkan pneumonia. Gejalanya termasuk rasa lelah dan demam tapi tidak tinggi.
Menurut studi terhadap 99 pasien positif corona di Wuhan ditemukan, mayoritas pasien ke dokter karena mengalami demam dan batuk, dan beberapa mengeluh sesak napas atau nyeri otot.
Memang Covid-19 tidak boleh diremehkan karena pada kasus yang kritis bisa menyebabkan kematian.
Walau begitu, pada infeksi yang ringan, virusnya akan “sembuh sendiri”.
Baca Juga: Jokowi Umumkan Indonesia Terinfeksi Corona, 4 Cara Penularan Virus Mematikan
“Gejalanya akan hilang sendiri, sama seperti flu atau salesma,” kata Dr.Jin.
Hal tersebut juga berarti bisa saja orang yang sebenarnya terinfeksi corona masih beraktivitas seperti biasa; bepergian, melakukan kontak dekat dengan orang lain, dan menyebarkan virusnya tanpa ada yang tahu.
Dari fenomena tersebut para ahli memperkirakan akan ada dua kemungkinan dari wabah Covid-19 ini, yaitu lama-lama akan tidak menular lagi atau virusnya mati, sama seperti SARS.
Alternatif lain, Covid-19 ini akan hidup bersama manusia, kadang hilang dan timbul sesuai musim, sama seperti influenza.
Baca Juga: Kepergok Tak Pakai Cincin Kawin, Ayah Laudya Cynthia Bella Angkat Bicara
“Dalam situasi tersebut, orang harus belajar untuk hidup bersama virusnya dan terkadang akan menimbulkan gejala, tetapi lama-kelamaan virusnya akan kehilangan bahayanya.”
“Seiring waktu para ilmuwan juga bisa mengembangkan vaksinnya,” katanya.
Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul 'Walau Virusnya Mematikan, Tapi 81% Infeksi Corona Efeknya Ringan dan Bisa Sembuh Total'
(*)