GridHype.ID - Teror penembakan terjadi di sebuah kota di Jerman, Hanau.
Kota ini terletak di negara bagianHessen tepatnya di daerah Main-Kinzig-Kreis.
Lagi-lagi dunia pun dibuat tercengang dengan aksi teror penembakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ini.
Tragedi penembakan di Hanau, Jerman tak pelak menyisakan sejumlah kesedihan bagi keluarga dan kerabat korban.
Pelaku penembakanbahkan mengakhiri hidupnya setelah dia berhasil melancarkan aksinya di Hanau.
Hal itu membuat pertanyaan lebih lanjut terkait dasar penembakan yang dilakukan tersangka.
Tobias Rathjen seperti dilansir AFP pernah menuliskan sekitar 24 halaman dokumen acak yang berisi tentang keinginannya untuk melenyapkan lebih dari 20 negara di dunia.
Dua negara seperti Turki dan Israel bahkan dianggapnya pantas untuk dihancurkan.
Baca Juga: Penuh Haru! Calon Polisi Ini Viral Karena Cium Kaki Penjual Gado-gado dan Sate Keliling
Tersangka Tobias selama ini juga mengaku tidak pernah bersama dengan perempuan karena dia merasa selalu dimata-matai oleh agen rahasia.
Peter Neumann, pakar penanggulangan terorisme di King College London mengatakan bahwa teks-teks yang ditulis Tobias Rathjen mengandung "beragam pandangan yang sebagian besar ekstrem."
Namun, berbeda dengan keterangan dari investigasi, co-leader dari Partai Kanan AfD Joerg Meuthen mengatakan bahwa penembakan itu bukan berasal dari pemahaman sayap kiri atau sayap kanan melainkan aksi yang semata-mata dilakukan orang gila.
Adapun para politisi dari seluruh spektrum politik menuduh kepada anti-Islam, anti-imigran yang menormalisasi pidato kebencian dan mengobarkan sentimen anti-asing dalam beberapa tahun belakangan.
Kini, polisi Jerman telah mengidentifikasi sekitar 60 penganut sayap kanan sebagai individu "berbahaya" yang mampu melakukan serangan kekerasan.
Pada Jumat pekan silan, kepolisian Jerman berhasil menangkap 12 anggota dari ekstremis sayap kanan Jerman yang dipercaya telah mengatur serangan skala besar di beberapa masjid.
Sebuah serangan serupa dengan yang terjadi di Selandia Baru tahun lalu.
Di dalam video yang kini telah dihapus oleh YouTube, kata-kata kasar tentang imigran Arab dan Turki dilaporkan telah menyerukan pemusnahan total akan banyaknya ras dan budaya di dunia.
Baca Juga: Kabar Duka, Rapper Pop Smoke Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
Aksi kekejaman itu memicu banyak serangan teror dari kalangan ekstremis sayap kanan Eropa akan meningkatnya tindakan rasis dan anti-Islam.
Sejauh ini Rathjen diyakini melakukan aksinya sendiri tapi kepolisian dan intelijen Jerman berusaha untuk mencari tahu hubungan-hubungan terkait kemampuan Rathjen dalam peningkatan komunitas ekstremis sayap kanan Eropa.
Komando Penanggulangan Teror Scotland Yard dan pejabat-pejabat MI5 juga memantau investigasi yang terjadi sampai ke Inggris.
Juru bicara Senior Whitehall mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada indikasi adanya hubungan antara pelaku penembakan dengan salah satu grup sayap kanan Inggris atau belum diketahui adanya kehadiran pelaku sebelumnya di Inggris.
Baca Juga: Akui Tak Sengaja, Keponakan Tembak Pamannya Hingga Tewas Pakai Senapan
"Namun selama pantauan di Jerman berlangsung dan ditemukan terjadi kaitan dengan Inggris maka dapat dipastikan resikonya bisa diminimalisir."
Menanggapi hal itu, mantan pejabat intelijen Inggris mengatakan bahwa agen intelijen mereka memiliki relasi yang sangat baik dengan intelijen Jerman dan akan membantu mereka.
Jika tim investigasi Jerman menemukan adanya keterkaitan dengan Inggris, mereka tentu akan melapor kepada tim investigator Inggris.
Ditemukan dari situs daringnya, Tobias Rathjen pernah mengatakan akan kembali ke rumahnya di Hanau tahun lalu setelah dia kehilangan pekerjaan di Munich.
Dia juga mengatakan tidak bisa memiliki kekasih lantaran dirinya selalu dipantau oleh agen rahasia pemerintah Jerman.
Dia juga membual tentang strateginya yang akan menghentikan perang di Afghanistan dan Irak dalam 10 tahun.
Serta membagikan rencananya untuk membantu Jerman memenangkan kejuaraan sepak bola World Cup.
Situs daringnya juga memuat fasilitas bawah tanah terkait anak-anak AS yang tidak dirawat dengan baik dan terbunuh.
Dia bahkan meminta AS untuk bangkit dan melawan hal tersebut.
Rathjen juga memiliki surat izin resmi penggunaan senjata dan termasuk ke dalam klub senjata, di mana anggota sesama lainnya, Claus Schmidt mengatakan tidak ada bukti-bukti rasisme atau pun kebencian dari Rathjen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Penembak Rasis di Jerman Anggap Negara Turki dan Israel Paling Pantas Dihancurkan
(*)