Viral! Buku Harian Seorang Gadis yang Ceritakan Seluruh Keluarganya Terkena Virus Corona, Ditolak Rumah Sakit Hingga Meninggal Satu Persatu dalam Waktu Berdekatan

Kamis, 20 Februari 2020 | 08:05
The Guardian

Liu Mengdi dan keluarganya

Gridhype.id-Sudah jatuh tertimpa tangga, ungkapan tersebut mungkin sesuai dengan kondisi salah satu keluarga yang terdampak virus corona di China.

Keluarga ini bahkan tak punya banyak waktu untuk berduka.

Ketika salah seorang anggota keluarganya meninggal setelah terinfeksi virus corona, saat itu juga ada anggota keluarga lainnya yang tengah berjuang melawan virus mematikan ini.

Baca Juga: Sebanyak 1.300 Petugas Medis di China Terinfeksi Virus Corona, Ternyata Mereka Sempat Dibungkam Sebelum Virus Corona Menyebar Luas

Dilansir dari The Guardian (20/2/2020), Kisah perjuangan sebuah keluarga melawan virus corona di Wuhan, China, ditulis dalam sebuah buku harian.

Buku harian itu adalah milik Liu Mengdi (25) yang terus menguatkan diri melihat satu per satu anggota keluarganya tergolek lemah.

Liu awalnya tidak mengira jika kondisi kota tempat keluarganya hidup akan berubah menjadi 'lautan darah'.

Ia sempat merasa optimis bahwa semua akan baik-baik saja.

Namun kematian sang kakek menggoyahkan keyakinannya.

Baca Juga: Virus Corona Terus Menyebar, China Buat Aplikasi yang Bisa Deteksi Orang Terdekat yang Takerkena Virus Mematikan ini

'Hari ini adalah hari keenam dari karantina Wuhan. Saya pikir, keluarga saya, yang dicegah keluar, setidaknya akan aman," tulisnya pada 29 Januari dari Italia, tempatnya tengah menempuh pendidikan.

"Tidak pernah terpikir olehku bahwa mereka tidak akan bisa lepas dari ini," sambungnya.

Ya, bukannya membaik, kondisi keluarga Liu di China justru makin parah.

Pada 2 Februari 2020, sang kakek meninggal dunia di usia 90 tahun, padahal selama ini menurut Liu kakeknya adalah sosok yang sehat.

"Jauh dari kesedihan, aku merasa tersesat dan marah," Ratap putus asa gadis 25 tahun ini.

Baca Juga: Cuaca dan Matahari Menjadi Penyebab Indonesia Negatif Corona, Begini Kata Ahli

Beberapa hari sebelum meninggal, sang kakek mengalami demam sepanjang malam bahkan hingga jatuh dari tempat tidurnya.

Bukan hanya pejuangan melawan virus corona saja, sulitnya mendapatkan bantuan juga semakin membuat situasi keluarga ini tak karuan.

Saat akan memanggil ambulans untuk sang kakek, ratapan putus asa keluar dari mulut kerabatnya.

"Jika dia benar-benar menderita virus corona, tidak ada yang bisa dilakukan,

"Pergi ke rumah sakit di mana tidak ada yang akan merawatnya bahkan mungkin akan lebih sulit," kata Liu menceritakan nasihat kerabatnya.

Baca Juga: Merinding! Ribuan Burung Gagak Berterbangan di Langit Kota Wuhan Seolah Berpesta dengan Mayat Korban Virus Corona

Benar saja, ketika menghubungi komite lingkungan setempat yang ditugasi untuk menangani virus corona, keluarga Liu tak kunjung mendapat bantuan.

Mau tak mau gadis ini harus mencari cara lain.

Akhirnya memposting cerita keluarganya di media sosial Weibo menjadi langkah yang dipilihnya.

Di sana dia memohon bantuan. Selain itu, Liu juga menghubungi media lokal yang memberitakan akunnya.

Barulah setelah 'kehebohan' yang dibuatnya di media sosial, rumah keluarganya didatangi petugas kesehatan.

Namun sayangnya sang kakek tak bisa bertahan dari serangan virus mematikan ini.

Baca Juga: Panik dan Mencoba Tutupi Kasus Corona di Korea Utara, Pemerintah Korut Lakukan Hal ini Pada Mayat yang Terjangkit Virus

"Kakek benar-benar kuat. Kami tahu ia pasti sangat kesakitan, tetapi ia masih bersikers dan berpura-pura baik-baik saja,"

"Sebelum hasilnya kembali, dia tidak bisa bertahan lagi dan menutup matanya untuk yang terakhir kali," kata Liu.

Serangan virus corona terhadap keluarga ini tak berhenti di situ.

Seolah virus ini tak mengijinkan Liu dan orang-orang terdekatnya berduka, justru giliran sang ayah yang berada di masa-masa kritis.

Sang ibu memberitahu LIu jika paru-paru ayahnya sudah berhenti bekerja setelah melewati perjuangan panjang untuk bisa masuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Seorang Ibu yang Dikarantina Karena Virus Corona Melahirkan, Para Bidan Sampai Terharu Saat Tahu Kondisi Sang Bayi

Ya, seperti sang kakek yang kesulitan mendapat perawatan dari tim medis, sang ayah pun demikian.

Sang ayah sempat ditolak dari rumah sakit karena sudha tak ada lagi tempat untuk menampung pasien. Bahkan ayah Liu dipulangkan, yang tak ayal membuat keluarga ketar-ketir jika akan ada anggota lainnya yang terinfeksi dan memperpanjang penderitaan.

Pria berusia 54 tahun tersebut kini ditopang oleh mesin yang memompa dan mengoksigenasi darahnya di unit perawatan intensif.

Bahkan, sang ibu diminta rumah sakit untuk menandatangani formulir yang menkonfirmasi keadaan kritisnya.

Baca Juga: Pemerintah China Melarang Pemakaman Bagi Korban Meninggal Akibat Virus Corona, Perintahkan Agar Jasad Dimusnahkan dengan Cara ini

Meski berhasil membuat kakek dan ayahnya mendapatkan perawatan dengan meminta bantuan secara online, namun awal bulan ini akun WeChat milik Liu telah diblokir, yang dicurigainya karena ia memposting tentang virus corona.

"Aku bahkan tidak bisa meminta bantuan," tulisnya di buku harian.

Liu juga tidak bisa menghubungi ponsel ayahnya karena kemungkinan telah diambil dari sang ayah.

Kini Liu hanya bisa berharap bahwa ayahnya akan segera pulih dan memenuhi impiannya untuk mengajak sang ayah jalan-jalan ke Eropa. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, Dihujani Serangan Virus Corona, Keluarga Ini Tak Punya Banyak Waktu Berduka saat Satu per Satu Nyawa Anggotanya Terancam, Semua Perjuangan Memilukan Tercatat dalam Buku Harian Gadis Ini

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : intisari online

Baca Lainnya