Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna
GridHype.ID- Siapa yang tak ingin hidup makmur dan berkecukupan?
Agaknya hal tersebut adalah impian bagi hampir semua orang.
Padahal jika hal itu tak didasari dengan sebuah rencana yang matang, maka impian itu hanya akan jadi angan-angan saja.
Tak sedikit orang yang merasakan kesulitan finansial di usia senjanya.
Dikutip dari NOVA, Erlina Juwita seorang financial planner menjelaskan ada banyak hal dalam merencanakan keuangan.
Menurut Erlina Juwita, kita tak bisa selamanya mengandalkan gaji saja.
Jika kita hanya mengandalkan gaji yang didapat untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka perlu adanya perencanaan keuangan yang matang.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam merencanakan keuangan adalah menyiapkan dana darurat.
Dana darurat sendiri umumnya disiapkan untuk keadaan darurat dan mendesak.
Dana ini akan sangat membantu saat kita dihadapkan di situasi mendadak yang harus dipenuhi dengan segera, dan budget kita tak mencukupi.
Saat itulah kita membutuhkan dana darurat.
Sayangnya, sebagian besar dari kita tak memiliki dana darurat yang cukup.
Ujung-ujungnya kita harus merelakan aset yang dimiliki untuk dijual.
Erlina menuturkan bahwa sebuah survey menunjukkan jika 42% orang akan meminjam dana, 35% orang akan mengambil dana seperti dana tabungan, deposito, dan dana di ATM, dan 23% orang akan menjual aset atau emas guna menutupi kebutuhan darurat.
Erlina menjelaskan jika idealnya dana darurat itu sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan.
Jika pengeluaran kita per bulannya Rp5 juta, kita harus siapkan dana darurat sekitar Rp15 juta - Rp30 juta.
Erlina lalu membagikan bagaimana cara cerdas menyiapkan dana darurat.
Berikut cara-cara tersebut.
1. Cost sharing suami istri
2. Mulai menabung, misalnya deposito, logam mulia, autodebet, dan/atau investasi.
3. Mencari pemasukan lain, misalnya menjadi freelance, berjualan, bonus dan/atau THR.
4. Maraton keuangan rutin, setidaknya 50% dulu dan kemudian berlanjut.
5. Potong pengeluaran, terutama yang berhubungan dengan lifestyle.
6. Realistis, yakni menetapkan anggaran yang wajar, mengalokasikan penghasilan secara bijak, dan hindari utang.
(*)