Gridhype.id–Setiap orang pastinya mendambakan sebuah pekerjaan dengan bayaran yang tinggi.
Salah satu pekerjaan yang berpenghasilan tinggi dan jarang diketahui orang yakni tukang las bawah air(Underwater Welding).
Tahukah kamu bahwa banyak hal yang menarik mengenai pekerjaan ini?
Berikut 7 Hal menarik mengenai tukang las bawah air yang jarang diketahui orang:
Baca Juga: Berawal Dari Gigitan Serangga, Kaki Balita 2 Tahun ini Terancam Diamputasi, ini Penyebabnya
- Tukang las bawah air memang dibayar tinggi
Tentu saja hal ini sebanding dengan banyaknya risiko yang bisa dia dapatkan.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja yang dilansir dari situs commercialdivingacademy.com, penyelam komersial dan tukang las bawah air memiliki upah rata-rata per jam 26,32 dolar AS (sekitar Rp 370 ribu) sedangkan upah tahunan rata-rata sekitar 54.750 dolar AS (sekitar Rp771 juta).
Baca Juga: 10 Jenis Phobia ini Paling Banyak Dialami, Apa Kamu Termasuk?
- Pelatihan khusus diperlukan untuk menjadi tukang las bawah laut
SCUBA merupakan singkatan dari Self-Contained Underwater Breathing Apparatus atau Perangkat Bernapas Bawah Air yang Berdiri Sendiri.
Inisial ini berasal dari 1939 di Navy AS untuk menunjuk ke alat pernapasan penyelam militer AS.
Ada beberapa akademi yang menawarkan kedua sertifikasi penyelaman di atas, universitas memang dirancang khusus untuk membentuk orang-orang ahli dalam pengelasan bawah air.
Tidak semua perusahaan yang mempekerjakan tukang las bawah air memiliki kualifikasi yang sama untuk pekerjaan berisiko tersebut.
Namun tentu saja, perusahaan tidak akan memilih sembarang orang dan mempunyai sertifikat dalam bidang ini tentu saja menjadi poin tambahan.
Baca Juga: Jaringan 5G Menjadi Momok dan Dicemaskan Sebagian Masyarakat, Begini Penjelasan Ahli
Tukang Las Bawah Air
- Pengelasan bawah air dapat membantu melindungi lingkungan
Ini tentu saja membuatnya selalu membutuhkan pemantauan dan perbaikan terus-menerus.
Bila ada kebocoran minyak, tentu saja akan merusak alam di bawah air, perusahaan juga bisa terkena imbasnya (biasanya akan di denda).
Pengelasan adalah cara terbaik untuk memperbaiki logam yang rusak atau melemah dan menjaga kebocoran pipa-pipa saluran minyak.
- Alat yang diperlukan cukup berbahaya
Mereka biasanya menggunakan tiga ratus hingga empat ratus ampere arus listrik untuk menyalakan alat pengelasan.
Bentuk paling umum dari pengelasan yang mereka gunakan di sana adalah Pengelasan Busur.
Alat ini memanaskan target dan membentuk gelembung dari dekonstruksi lapisan elektroda.
Mereka mentransfer tetes logam mirip dengan penggunaan lem, tetapi pada skala yang lebih kuat.
TUkang las bawah air
- Adanya risiko pengelasan bawah air
Namun selain itu ada juga bahaya penyakit terkait dekompresi yang melibatkan jumlah tekanan dan gas yang bisa terhirup saat menyelesaikan pekerjaan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, bisa ada efek yang lebih parah yang melibatkan gangguan muskuloskeletal tubuh.
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang.
Baca Juga: 5 Zodiak ini Paling Beruntung dan Bersinar di Tahun 2020, Ada Punyamu Nggak nih?
- Ilmu di balik pengelasan bawah air
Tiga kemungkina tersebut adalah Katoda, Anoda, dan Plasma.
Pelatihan Scuba Diving untuk underwater welding
- Gelembung adalah teman, namun bisa juga musuh
Sebuah gelembung gas besar biasanya terbentuk di sekitar busur dan merupakan pelindung utama.
Mengandung tujuh puluh persen hidrogen, dua puluh lima persen karbon dioksida dan lima persen karbon monoksida.
Gelembung diciptakan oleh pembakaran fluks yang menciptakan reaksi kimia.
Meskipun gelembung yang dibuat membantu proses pengelasan, gelembung kadang juga bisa menimbulkan masalah.
Lingkungan yang tidak stabil yang tak terkendali seringkali memuat gelembung terbang ke atas dan menghalangi pandangan.
Gelembung-gelembung ini juga dapat meningkatkan risiko misi pengelasan yang gagal. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul,“Gaji Rp771 Juta per Tahun, Inilah 7 Fakta Terkait Tukang Las Bawah Air yang Jarang Diketahui Orang”