Kisah Klan Colt, Sebuah Keluarga yang Praktikkan Inses Hingga 4 Generasi, Ajarkan Anak-Anaknya Berhubungan Badan dengan Saudaranya

Sabtu, 21 Desember 2019 | 08:05
Daily Mirror

Keluarga Colt membangun klan dari hubungan inses.

Gridhype.id-Inses atau yang dikenal dengan perkawinan sedarah merupakan tindakan terlarang baik agama maupun medis.

Namun, masih ada saja yang menjalani hal ini, seperti sebuah keluarga yangmempraktikkan inses, dan membangun sebuah klan melalui cara inses.

Mereka adalah klan Colt yang berasal dari Australia, ini adalah kisah mengerikan dari sebuah keluarga terkenal yang melakukan inses hingga 4 generasi.

Baca Juga: 5 Tahun Pileknya Tak Kunjung Sembuh, Setelah Diperiksa, Pria ini Ternyata Menderita Penyakit Mematikan

Martha Colt adalah salah satu pendirinya, ibu dengan empat anak hibrida berhubungan intim dengan saudara lelakinya.

Dia adalah satu dari enam anggota keluarga yang dipenjara karena inses dan menghasilkan 12 anak.

Sekitar 38 anggota keluarga Colt ditemukan oleh polisi yang tinggal di tenda dan gubuk di pertanian New South Wales Selatan pada 2012.

Dua belas anak-anak yang dihasilkan dari Inses memiliki bentuk dan kelainan yang mengerikan.

Mereka kesulitan berbicara, tidak terawat, buta huruf, kurang gizi, dan tidur di sebelah ember tinja.

Baca Juga: Tak Mampu Membeli, Gadis 11 Tahun ini Bikin Sepatu Larinya Sendiri dari Perban Demi Ikuti Perlombaan, Ia Berhasil Kumpulkan 3 Medali Emas

Anak-anak itu berusia lima hingga dua belas tahun, dengan kondisi hampir semuanya cacat wajah.

Seorang anak laki-laki memiliki gangguan berjalan, dengan psoriasis yang parah, dan masalah pendengaran serta pengelihatan.

Kemudian gadis berusia 9 tahun tidak bisa mendengar maupun menulis, terhambat bicara dan tidak bisa mandi.

Beberapa anak-anak itu juga memiliki kebiasaan aneh, sering menyiksa alat kelamin binatang dan berhubungan intim dengan sepupu, paman, maupun bibi mereka.

Empat dari lima anak Martha Colt berusia 11 dan 20 tahun adalah hasil kawin dengan saudara kandung dan orang tuanya.

Penemuan keluarga ini terjadi pada Juni 2010, dan penyelidikan dilakukan hingga Juli 2012, ketika seorang anak mendengar tentang seorang gadis yang tidak terawat tinggal di hutan.

Baca Juga: Sisi Gelap Kehidupan Para Seleb Hollywood, Bertempramen Kasar Hingga Pedofilia

Daily Mirror
Daily Mirror

Martha dan salah satu anak hasil hubungan inses.

Tak disangka, anak itu mengandung anak sedang ayahnya adalah saudara lelakinya.

Selama tahun berikutnya, polisi terus melacak keluarga itu dan menempatkan beberapa anaknya di panti asuhan.

Polisi juga menemukan bahwa, anak-anak dan dewasa terlibat dalam kegiatan perkawinan sedarah yang mengakibatkan anak-anak cacat genetik.

Tinggal di gubuk kumuh, dan tenda karavan, keluarga itu tidak memiliki akses air, dan menyebabkan anak-anaknya sebagian besar menderita infeksi jamur.

Keluarga Colt dijuluki sebagai 'klan inses Colt' dituduh melakukan inses dalam empat generasi dimulai dari saudara lelaki dan perempuan bernama Tim dan June yang bermigrasi dari Selandia Baru 1970-an.

Sekte' itu dilaporkan dipimpin oleh matriark Betty Colt yang diyakini sebagai putri mereka.

Baca Juga: 2020, Android dan iOS Tipe ini Tak Lagi Bisa Gunakan WhatsApp

Daily Mirror
Daily Mirror

Ini adalah kamar tempat tinggal keluarga Colt yang terbuat dari tenda.

Saudara laki-laki Betty dan Martha, Derek Colt (29), menghadapi dua tuduhan inses dengan seseorang yang berusia di bawah 16 tahun.

Sementara Raylene Colt (34) dan Betty yang berusia 50 tahun menghadapi tuduhan sumpah palsu.

Ketika anak-anak dipindahkan, orang dewasa tersebar di seluruh Australia.

Total keluarga itu memiliki hampir 40 keluarga mulai kakek-nenek, ibu, ayah, anak, bibi, paman, keponakan, dan saudara-saudari semuanya melakukan inses.

Banyak anak-anak terlahir dari hubungan inses ini menderita masalah medis. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul,"Kisah Keluarga Colt, Keluarga 'Inses' di Mana Anak-anaknya Diajari Berhubungan Intim dengan Saudaranya, Saat Ditemukan Polisi Kondisi Sangat Miris"

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : intisari online

Baca Lainnya