Jangan Lagi Makan Lontong yang Seperti ini, Bisa Jadi Penyebab Kanker Hingga Kemandulan!

Kamis, 19 Desember 2019 | 15:05
Sajian Sedap

Jangan Lagi Makan Lontong yang Seperti ini, Bisa Jadi Penyebab Kanker Hingga Kemandulan!

Gridhype.id- Pernahkah kamu menjumpai lontong yang dibungkus dengan plastik sebagai pengganti daun pisang?

Alih-alih menggunakan daun pisang sebagai pembungkus lontong, kini masyarakat kerap kali menggantinya dengan plasti.

Namun tahukah kamu, jika lontong yang dibungkus menggunakan plastik ini memiliki bahaya tersendiri untuk kesehatan.

Ya, lontong yang direbus dengan plastik ternyata berbahaya karena bisa menimbulkan kanker hingga kemandulan.

Kok bisa?

Baca Juga: Seperti Mendapat Durian Runtuh, Pria ini Temukan Uang Rp 370 Juta di Dalam Brankas Tua yang Hendak Dihancurkannya

Bahaya Lontong Plastik untuk Kesehatan

tribunnews
tribunnews

Lontong plastik

Lontong yang direbus dengan plastik memang lebih praktis dibanding harus repot mencari daun pisang.

Beras tinggal dimasukkan ke dalam plastik, tusuk-tusuk plastik tadi dengan garpu supaya ada udara keluar dan tinggal direbus hingga matang.

Namun, dibalik ke praktisannya, ternyata lontong plastik menyimpan bahaya.

Seperti yang kita tahu, plastik memiliki titik leleh rendah sehingga sangat mudah meleleh pada suhu panas.

Baca Juga: Hati-Hati Ada Bahaya yang Mengintai Kita Jika Terlalu Sering Mengkonsumsi Kerupuk, Salah Satunya Kanker!

Nah, saat meleleh ini, akan ada partikel plastik yang luluh dan bercampur dalam makanan.

Jika masuk dalam tubuh dan terus menumpuk, partikel ini bisa menyebabkan banyak penyakit mengerikan mulai dari kanker sampai kemandulan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun nampaknya sadar dengan keresahan masyarakat mengenai kejelasan lontong plastik ini.

Dalam salah satu konferensi pressnya, BPOM menegaskan kalau aman atau tidaknya lontong plastik kembali pada jenis plastik yang digunakan.

Plastik yang aman digunakan untuk merebus lontong adalah plastik jenis LLDPE, HDPE, PP dan OPP.

Jenis plastik ini punya titik leleh tinggi sehingga akan meleleh atau melunak di atas suhu 100°C.

Baca Juga: Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Tapi Jangan Coba-Coba Makan Bawang Putih dengan Kondisi ini, Bisa Berbahaya

Lontong

Hasilnya, plastik ini cenderung lebih aman digunakan pada suhuh tinggi, terutama untuk membuat lontong.

Nah, yang harus dihindari adalah penggunaan plastik jenis LDPE untuk membuat lontong.

Jenis plastik dengan titik leleh yang lebih rendah sehingga akan meleleh pada suhu 83°C - 98°C.

BPOM menyarankan kita untuk mengharamkan penggunaan plastik jenis ini untuk membuat lontong.

Kalau prosedur di atas dijalani, plastik tentu aman digunakan dan tidak menyebabkan kanker atau kemandulan.

Selain itu, plastik juga punya sifat inert atau tidak mudah berinteraksi dan tak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.

Tapi, kita juga harus paham kalau ada banyak bahan tambahan mulai dari pewarna, pelicin sampai pemutih yang ditambahkan dalam proses pembuatan plastik.

Kalau terpapar suhu panas, bukan tidak mungkin juga bahan-bahan berbahaya itu bisa ikut masuk ke dalam tubuh kita.

Baca Juga: Jangan Sering-Sering Duduk Bersila, Penyakit Berbahaya ini Bisa Mengintaimu Kapan Saja!

Kendala Paling Besar

Sayangnya, agak sulit bagi kita untuk menemukan plastik mana yang aman digunakan untuk membuat lontong.

Pasalnya, di kemasan plastik, jarang sekali disebutkan jenis dan bahan pembuatannya.

Apalagi jika kita membeli lontong plastik di pasaran.

Sangat tidak mungkin untuk bertanya ke penjual jenis plastik apa yang digunakan.

Bisa jadi mereka pun tidak tahu.

Karena itu, paling baik kembali lagi ke cara nenek moyang kita membungkus plastik dengan daun pisang.

Tak apa repot sedikit mencari dan membersihkan daun pisang, toh, kesehatan yang didapat juga sepadan.

Apalagi, lontong yang dibungkus daun pisang pasti jauh lebih cantik tampilannnya dan harum aromanya.

Artikel ini pernah tayang di Sajiansedap.grid.id oleh Farah Karsetia dengan judul "Ngeri! Jangan Makan Lagi Lontong Plastik yang Direbus, Ternyata Bisa Sebabkan Kanker dan Kemandulan"

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Sajian Sedap

Baca Lainnya