5 Kebijakan 'Kejam' di Bawah Pimpinan Dirut Ari Askhara Ini Dianggap Tak Manusiawi, Pramugari: Kami Manusia Bukan Robot

Selasa, 10 Desember 2019 | 17:43
Kolase Kolase Tribunnews.com/Apfia & Travelandleisure.com

Dituntut 18 Jam Tak Tidur dan Terbang Bolak-balik Jakarta-Melbourne dalam Sehari, Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Borok Mengerikan Kepemimpinan Ari Askhara: Kami Manusia, Bukan Robot!

Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna

GridHype.ID- Baru menjabat dua bulan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ,Erick Thohir berhasil mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Askhara Danadiputra.

Bukan tanpa sebab, pria yang lebih dikenal sebagai Ari Askhara itu dicopot setelah kedapatan melakukan penyelundupan.

Kasus itu berhasil diketahui setelah Direktorat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menemukan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dibawa secara ilegal di pesawat baru milik Garuda berjenis Airbus A3330-900 Neo.

Baca Juga: Ironis, Pelaku Curanmor Ini Berhasil Dibekuk karena Tak Sadar Jual Hasil Curiannya pada Pemilik Motor Aslinya

Berita pencopotan ini menjadi angin segar bagi awak kabin Garuda Indonesia.

Sebagai bentuk ungkapan kegembiraan, ada beberapa karangan bunga yang tampak menyambut keputusan Menteri BUMN baru itu.

Kegembiraan ini sendiri bukan tanpa sebab, pasalnya beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh Ari Askhara kerap dinilai kontroversial.

Berikut beberapa kebijakan Ari Askhara yang dinilai 'kejam' yang dikutip dari Kompas.com.

Instagram @heksaputrie14
Instagram @heksaputrie14

Gaji pramugari

1. Memindah para bawahan yang melakukan kesalahan

Berdasarkan pernyataan Sekretaris Ikatan Awak kabin Garuda Indonesia (IKAGI), Jacqueline Tuwanakotta, selama Ari Askhara menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia, para awak kabin merasa bekerja dalam tekanan.

Ia juga menyampaikan apabila awak kabin melakukan kesalahan maka manajemen Garuda Indonesia akan langsung memindahtugaskan para awak kabin.

Hal ini membuat para awak kabin dihantui rasa cemas, karena bisa dipindahtugaskan kapan saja.

Baca Juga: Mentereng Pakai Busana Tabrak Motif, Mayangsari Tampil Modis Tenteng Tas Harga Rp 335 Juta

“Lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (9/12/2019).

2. Bekerja di luar batas

Kebijakan lain yang dianggap tak manusiawi adalah kebijakan Ari tentang kerja para awak kabin yang di luar batas.

Jacqueline mencontohkannya penerbangan Jakarta-Sydney.

“Itu harusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang pergi).

Itu memberi dampak tidak bagus kepada awak kabin," kata Jacqueline.

Kompas.com/Bambang Priyo Jatmiko
Kompas.com/Bambang Priyo Jatmiko

Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 NEO saat peluncuran di hanggar GMF Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (27/11/2019).

Hal serupa juga disampaikan oleh salah seorang pramugari senior Garuda Indonesia bernama Hersanti.

"Saya kesini juga agak-agak meriang juga, karena 18 jam saya harus bekerja, harus buka mata," ujarnya seperti yang dikutip dari Kompas TV.

Dalam beberapa kasus kebijakan ini membuat sejumlah awak kabin mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Ketahuan Busuknya, Oknum Direksi Garuda Indonesia Pernah Minta Dibawakan Pramugari Saat Karaoke

3. Tak diberi fasilitas penginapan

Di era Ari Askhara memimpin, para pramugari juga tak diberi fasilitas penginapan saat melayani penerbangan ke Australia.

Hal ini disampaikan oleh Hersanti saat ia bertugas di penerbangan Jakarta-Melbourne.

Dia yang harus bekerja dan stand by selama 18 jam.

Hersanti bahkan berharap jika pihak manajemen Garuda Indonesia bisa memperlakukan para awak kabinnya seperti manusia biasa.

Tangkapan layar Yotube/KompasTV
Tangkapan layar Yotube/KompasTV

Hersanti, salah satu pramugari senior Garuda Indonesia

"Sebetulnya kami manusia bukan robot, gitu aja.

Jadi sebaiknya kami diperlakukan seperti manusia biasa yang harus tidur gitu," pinta Hersanti.

4. Mengubah rute penerbangan

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikagi, Zaenal Muttaqin mengatakan, Ari Askhara mengubah rute penerbangan Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amterdam.

Akibat dari perubahan rute ini, para awak kabin bekerja lebih lama.

Baca Juga: Niat Hati Ngopi di Warung Bersama Teman, Mahasiswa di Kediri Meregang Nyawa Lantaran Tertimpa Pohon

Zaenalpun tak tahu pasti kenapa perubahan rute itu bisa terjadi.

5. Live Accoustic di pesawat

Zaenal juga keberatan dengan kebijakan Ari Askhara yang mengizinkan live music di pesawat.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 9 Januari 2019, Ari Askhara kala itu mempromosikan Live Accoustic Entertainment " GIAcoustic" yang dapat dinikmati oleh penumpang dengan rute penerbangan lebih dari 1 jam.

Live Accoustic tersebut diluncurkan sebagai salah satu passanger treatment.

"Ini rute harus lebih dari 1 jam, agar mereka bisa lebih berekspresi dan memang (penampilan perdana) kami ingin Denpasar.

Nanti kami ingin bisa ke Balikpapan, Denpasar, Medan, Makasar yang berdurasi lebih dari 1 jam. Tapi domestik dulu," ujar Ari saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (9/1/2019).

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Kompas.com, Kompas TV

Baca Lainnya