Kisah Horor Menara Saidah Milik Keluarga Suami Inneke Koesherawati Jadi Trending di Twitter

Selasa, 01 Oktober 2019 | 17:41
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina

Menara Saidah yang menjulang

Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna

GridHype.ID- Pada Senin (30/9/2019) Menara Saidah sempat menjadi trending di platform media sosial Twitter.

Dilansir dari Kompas.com pada hari yang sama pukul 15.17 sudah ada 2.213 cuitan yang menyinggung Menara Saidah.

Bahkan keyword Menara Saidah menempati posisi kedua daftar trending topic di Indonesia.

Baca Juga: Suaminya Terbaring Lemah Akibat Paru-Paru Kronis Selama 14 Tahun, Perjuangan Sang Istri yang Dorong Troli ke Rumah Sakit Viral!

Dikutip dari Kompas.com, menara ini dibangun pada tahun 1995 oleh kontraktor PT Hutama Karya dan selesai pada 1998.

Saat dibangun gedung ini memiliki nama Gracindo, lalu diubah menjadi Saidah.

Penamaan Saidah sendiri diambil dari nama pemilik gedung itu, yakni Saidah Abu Bakar Ibrahim.

Rupanya Saidah Abu Bakar Ibrahim tak lain adalah mertua dari pemain film dan sinetron Inneke Koesherawati.

Tribun Jakarta/ Nur Indah Farrah Audina
Tribun Jakarta/ Nur Indah Farrah Audina

Sudah 10 tahun kosong, Menara Saidah kembali menjadi perbincangan di media sosial, dari orderan mistis driver ojol hingga diganggu sosok wanita

Bertema Romawi, Menara Saidah tampak paling menarik perhatian dari gedung-gedung yang ada di sekitarnya.

Dari sumber yang sama, Harian Kompas edisi 2 September 1999 menyebtutkan jika bangunan tersebut pernah menjadi kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Umum (PPI) 1999.

Selain itu dikutip dari Harian Kompas edisi 2 juni 2004, gedung itu juga pernah menjadi kantor Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.

Baca Juga: Rumah Tangganya Digosipkan Retak, Laudya Cynthia Bella Beri Tanggapan Menohok

Gedung yang terletak di Jalan Letjen MT Haryono itu akhirnya tak difungsikan lagi sejak 2009 dikarenakan konstruksi bangunan yang miring.

Namun pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sempat berencana untuk mengambil alih pemanfaatan Menara Saidah.

Warga yang tahu akan rencana tersebut berharap agar bangunan itu direnovasi terlebih dahulu sebelum difungsikan kembali.

"Kalau gedungnya berfungsi kembali, kan bisa berimbas positif bagi warga sekitar," kata Hafid, warga sekitar seperti diberitakan Harian Kompas, 3 Agustus 2016.

Idea

Menara Saidah

Menurut Hafid, sempat ada kegiatan renovasi pada pertengahan 2015, tetapi renovasi terhenti setelah berjalan dua bulan.

Sudah satu dekade gedung tinggi 28 lantai itu kosong tak berpenghuni dan tidak terawat.

Selama 10 tahun kosong, dinding gedung ini sudah terlihat sangat usang dan kacanya mulai pecah.

Baca Juga: Balikkan Omongan Ayu Ting Ting yang Ngaku Tak Simpan Dendam, Enji Blak-blakan Masih Dilarang Ketemu Bilqis

Orderan fiktif yang sering diterima driver ojol

Meski telah lama kosong bahkan tak difungsikan, Menara Saidah masih dijaga oleh security atau satpam.

Dilansir dari Tribun Jakarta pda Senin (30/9/2019) sejumlah satpam tampak berjaga di dalam Menara Saidah.

Namun dibalik itu semua ada sebuah cerita horor yang beredar di Menara Saidah.

Salah satu warga warga RT 3/1 Kelurahan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan mengatakan kerap mendapati banyak driver ojol menerima orderan fiktif di Menara Saidah.

Tribun Jakarta/ Nur Indah Farrah Audina
Tribun Jakarta/ Nur Indah Farrah Audina

Tampak depan Menara Saidah dengan pilar-pilar hijau besar yang sudah tak terawat

Pria yang tinggal di belakang Menara Saidah menuturkan kerap bertemu dengan pengemudi ojek online, baik roda dua maupun roda empat.

"Kalau yang saya alami langsung yang ojol itu. Sekira pukul 23.00 WIB, dia dapat order di lobby Menara Saidah," jelasnya.

"Katanya sudah telepon lama tapi enggak diangkat. Kebetulan ketemu saya, ya saya suruh pulang," sambungnya.

Baca Juga: Kepergok Sedang Mesum, Janda Satu Anak ini Mengaku Dirudapaksa 8 Pria, Namun Polisi Temukan Kejanggalan Saat Petugas Memotretnya

Bambang mengatakan, pengemudi ojol yang menerima orderan di Menara Saidah merupakan orang yang tak mengetahui bahwa bangunan tersebut sudah lama kosong.

Tak hanya kosong, pengemudi ojol tersebut juga tak mengetahui jika kegiatan perkantoran sudah tak lagi ada.

Sehingga, pengemudi ojol yang datang selalu menuruti arahannya untuk kembali pulang tanpa menanyakan apapun.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, Tribun Jakarta

Baca Lainnya