Grdihype.id- Baru-baru ini sebuah kabar kurang mengenakkan diunggah oleh penyanyi asal Indonesia Tiga Setia Gara melalui Instagram story miliknya pada Senin (16/9/2019) lalu.
Dalam unggahannya tersebut ia mengaku telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Dengan berurai air mata, eks vokalis band Silly Riot tersebut mengaku menjadi korban kekerasan oleh suaminya yang merupakan warga negara Amerika Serikat.
"Buat orang-orang Indonesia, gua pengin jujur sama lu semua. Kenapa gua pincang, itu karena James (suami Tiga) tendang lutut gue sampai lutut gue hancur makanya gue ada operasi," ujar Tiga dalam video tersebut.
Tiga memang pernah mengunggah foto saat dirinya baru saja menjalani operasi lutut. Namun, saat itu dirinya mengaku mengalami cedera karena olahraga.
Tiga mengaku menyembunyikan kejadian yang dialaminya untuk melindungi sang suami dari jeratan hukum.
Baca Juga: Rendaman Air Rambut Jagung Bisa Sembuhkan Kanker, Berikut Penjelasannya!
Tiga menyebut ingin pulang ke tanah air karena sudah tak kuat dengan perlakuan suami.
Ya, kisah romantis nan manis saat berpacaran dan di awal pernikahan bisa menjadi mimpi buruk penuh siksaan saat memasuki masa pernikahan.
Untuk itu, penting untuk setiap orang, khususnya wanita, mengenali tanda-tanda seorang pria akan menjadi pelaku KDRT kelak setelah menjadi suami. Seperti diuraikan berikut ini.
Jatuh cinta memang mujarab dalam melambungkan harapan dan perasaan, tetapi jangan sampai dibutakan oleh cinta.
Baca Juga: Nana Mirdad Kegirangan Bisa Foto Bareng Brad Pitt, Sosok Andrew White Malah Jadi Sorotan Para Fans
Begitulah pesan psikolog sekaligus pendiri yayasan Pulih, yayasan yang aktif membantu korban kekerasan, Livia Iskandar, di acara peluncuran kampanye #mulaibicara dan #talkaboutit yang dilaksanakan oleh Magdalene, Lentera Sintas Indonesia, dan Binus University, beberapa waktu lalu.
Livia mengatakan, sebenarnya pelaku korban kekerasan terhadap wanita alias ciri pria yang berpotensi lakukan KDRT sebenarnya sudah dapat dilihat sedari masa pacaran.
- Merasa punya hak istimewa sebagai pria
Menurut Livia, didikan dari orangtua dan lingkungan keluarga yang biasanya membentuk pola pikir atas hak istimewa mengutamakan pria dan mengsubordinatkan wanita.
"Mereka dibesarkan di keluarga yang memperbolehkan jika seseorang dalam posisi superior tersebut (menjadi seorang pria) bisa melakukan apapun atau semena-mena pada yang inferior," imbuhnya tentang ciri pria yang berpotensi lakukan KDRT.
- Kasar dan tak bisa mengelola amarah
Selain mengamati relasi pria tersebut dengan keluarga, amati juga pola perilaku pria tersebut terhadap orang lain.
"Biasanya tak hanya kasar dengan pasangan, tetapi juga dengan orang lain, mereka tak bisa mengolah kemarahannya," jelasnya.
Terakhir, Livia mengatakan bahwa mayoritas pelaku kekerasan bukanlah orang yang memiliki gangguan jiwa atau kelainan seksual, melainkan memang merasa puas dengan kekuasaan atas orang lain. (*)
Artikel ini telah tayang di Nova dengan judul, "Begini Ciri Pria yang Berpotensi Lakukan KDRT"