Kecelakaan Maut di Tol Purbaluenyi yang Makan Banyak Korban Diduga karena Hal Ini

Senin, 02 September 2019 | 20:46
KOMPAS TV

Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).

Laporan Wartawan Grid.ID, Ruhil I. Yumna

GridHype.ID - Sebanyak 21 kendaraan rusak dalam kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang kilometer 91 pada Senin (2/9/2019).

Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan perkembangan terbaru hingga Senin sore, kecelakaan di tol Cipularang telah merenggut delapan orang nyawa.

Dan tiga orang menderita luka beratserta 25 orang menderita luka ringan.

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Purbaleunyi Mengakibatkan 9 Orang Tewas

Tabrakan di tol Cipularangtersebut melibatkan truk, bus hingga mobil pribadi.

Kerasnya tabrakan membuat beberapa kendaraan keluar dari jalur tol.

Bahkan tabrakan beruntun di ruas jalan dari Bandung ke arah Jakarta itu membuat sejumlah mobil terbakar.

AKP Ricki Adipratama, Kasatlantas Polres Purwakarta saat diwawancarai Kompas TV menjelaskan dugaan penyebab dari kecelakaan maut itu.

Jalan menurun diperkirakan jadi penyebab kecelakaan terjadi.

Baca Juga: 5 Tahun Menikah Belum Punya Momongan, Fitri Carlina Justru Divonis Sakit Jantung

"Diduga kuat pengemudi tidak bisa menjaga jarak aman dan kendaraan tidak bisa mengerem," kata AKP Ricki dikutip dari Kompas.com.

Di lain pihak Irjen Pol Rudy Sufahriadimenduga jika kecelakaan itu terjadi karena mengerem mendadak.

"Awalnya adalah dam truk terguling menyebabkan kendaraan di belakangnya mengerem mendadak," ujar Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Ketika dam truk terguling, kendaraan di belakangnya diduga melaju melewati batas normal dan mengerem mendadak.

Meskipun begitu aparat kepolisian masih belum dapat memastikan penyebab dari kecelakaan beruntun ini.

Baca Juga: Bocah 15 Tahun Tewas Tertusuk Pisau, Polisi Temukan Kejanggalan

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, polisi akan menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menganalisa penyebab kecelakaan secara ilmiah.

"Penyebabnya nanti dilihat dari hasil analisa TAA-nya dulu. Kita enggak boleh buru-buru karena dari TAA, kita gunakan analisis dan secara ilmiah baru diketahui, apakah penyebab tunggal atau ada penyebab lainnya," ungkap Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Selain itu aparat juga akan membersihkan ruas jalan lokasi kejadian agara lalu lintas kembali normal.

"Didalami dulu, yang penting evakuasi korban dulu, pendataan korban. Kemudian mengevakuasi kendaraan supaya tak menghalangi arus lalu lintas. Semua arus lalu lintas kita normalkan dulu," ujar Dedi.

Baca Juga: Sempat Digosipkan Selingkuh dan Kepergok di Hotel, Begini Kehidupan Arzeti Bilbina yang Sekarang

Hingga berita ini turun, petugas berwajib masih melakukan pendataan dan evakuasi pada para korban.

"Korban semaksimal mungkin jangan sampai ada korban meninggal dunia lagi. Korban yang meninggal dunia dievakuasi untuk diidentifikasi dan diserahkan ke keluarga," pungkasnya.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, Kompas TV, TribunBogor.com, Tribun Jakarta

Baca Lainnya